Hari ini adalah hari pertama saya setelah memasuki 29 tahun usia yang diberikan. Kemarin tidak ada yang istimewa sebagai hari lahir, kecuali keluarga terdekat yang tahu dan memberi ucapan. Salah satu mungkin karena saya set hide tanggal lahir di media sosial macam Facebook. Selain itu, mesin-mesin dari asuransi, bank, sekuritas, dealer mobil, kaskus dan telkomsel-lah yang paling rutin memberikan ucapan selamat ulang tahun kepada saya.
Hari lahir adalah saat yang tepat untuk mengevaluasi kondisi dan capaian seseorang. Namun demikian, saya agak 'sedikit' melanggar komitmen yang pernah dibuat 5 tahun lalu bahwa blog tidak untuk menulis terlalu personal. Mudah-mudahan tulisan 'sedikit' personal ini bisa memberikan pelajaran bagi yang lain. Saya akan banyak menulis apa yang sudah lewat, karena yang masih rencana masih menjadi cerita pribadi saya.
Mengutip Suze Orman yang show CNBC nya akhir-akhir ini saya sukai, saya akan melihat diri saya menggunakan quote-nya; people first, then money, then things.
People
Alhamdulillah.. atas apa yang saya dapatkan. Diberikan keluarga terdekat, bunda dan safa, yang memberikan dukungan atas apa yang saya lakukan. Momen long distance relationship di 2 tahun awal keluarga diganti dengan kesibukan 2 tahun lebih masa studi dan sertifiikasi sampai bulan ini. Pun yang akan dilakukan selanjutnya untuk pengembangan diri, insyaAllah mereka akan mendukung. Begitu pula saya mendukung keduanya untuk pengembangan diri, kecuali saya gagal mendorong bunda untuk mengajar di perguruan tinggi dan melanjutkan S3 :).
Apa yang saya tergetkan sebelum usia 30 sudah mendapat S2 sudah tercapai, dan bahkan mendapat 'bonus' sertifiikasi. Dealing dengan semuanya, S2 dalam negeri dan beasiswa adalah pilihan terbaik menurut saya saat itu. Toh bukan masalah dari dalam atau luar, tapi yang utama sejauh mana pemahaman akan materi, yang didukung oleh predikat nilai dan lulusan terbaik. Apakah berhenti sampai disini? Dengan usia yang cukup, saya masih ingin sekolah di luar negeri, jika tidak dengan beasiswa maka semi self-funded bisa menjadi opsi, yang artinya pendapatan dan tabungan harus cukup.
Money
Alhamdulillah.. atas apa yang Allah titipkan pada saya. Rezeki yang cukup, tidak banyak dan tidak pula sedikit. Banyak orang melihat semua tentang keuangan baik-baik saja, tapi sebenarnya tidak begitu amat, apalagi sejak akhir tahun lalu saya memutuskan untuk mulai ikut dalam usaha riil sehingga proporsi kas dan setara kas saya turun drastis hanya sekitar 5% total aset. Rumah, kendaraan dan aset (serta utang) cukup melihat usia saat ini (saya berpikiran untuk membandingkan porsi jenis aset antara saya 25 dan 30 tahun).
Bagaimana dengan uang masa tua? Suze dalam setiap show-nya selalu menekankan untuk menyiapkan masa tua sebaik-baiknya. Yang pasti usaha riil yang baru dirintis adalah salah satunya, bukan hanya masa tua tapi juga mengurangi kebergantungan hanya pada pekerjaan (dan pastinya bermanfaat bagi lingkungan daerah). Dan saya sekarang tidak pernah mengotak-atik investasi pensiun yang ada dalam bentuk dana pensiun, jamsostek, dan reksadana, jadi dianggap 'uang hilang'. Lagi-lagi dengan usia yang masih produktif, apakah cukup terima dengan kondisi pendapatan dan keuangan saat ini? Saya jawab tidak, yang membuktikan manusia memang selalu merasa kurang.
Things
Jujur saya tidak terlalu obsesif dengan barang-barang, sehingga barang-barang di rumah pun biasa-biasa saja. Walaupun mobil saya juga bukan Avanza yang sejuta umat, tapi saya selalu melihat barang dalam tiga prioritas parameter: kondisi keuangan, fungsi, dan value for money. Jika sebuah barang lolos 2 paramater awal, maka harus dilihat apakah dengan harga tersebut sesuai dengan 'kualitas' yang diberikan. Hasilnya, saya belum punya tablet dan hape saya belum ganti sejak lebih 2 tahun lalu. Dan setelah lolos tiga paramater, mungkin saya harus menambah rumah setelah rumah pertama tahun 2008, karena konon jika bisa setiap anak diberikan persiapan 1 rumah.
Bagaimana dengan pekerjaan? Saya cukup puas dengan pekerjaan yang saya
lakukan, dengan pengembangan dan kesempatan yang diberikan sampai
beberapa kali berpartisipasi dalam event di dalam dan luar negeri.
Memang selalu ada negative sides, dari sisi perusahaan atau benefit yang didapat melihat apa yang saya punya, tapi saya yakin ini adalah proses. Intinya adalah, never fall in love with your company, love your profession. Tapi ada juga yang menyeletuk seperti kata Justin Bieber, "Never say never.."
Di akhir catatan ini, izinkalah saya mengutip sebuah do'a yang dipanjatkan para pemuda Kahfi ketika berlindung di dalam gua, kemudian ditidurkan oleh Allah Swt selama 309 tahun qomariyah. "Robbana atina min ladunka rohmatan, wa hayyi' lana min amrina rosyada.."
Menurut guru ngaji saya semasa kuliah yang lulusan sastra arab, rosyada itu kematangan atau kedewasaaan. Google translate mengartikannya rasional. Semoga dengan usia bertambah, semakin bertambah pula kedewasaan, amin. Mohon maaf atas kesalahan, dan terima kasih atas semua do'a dan dukungannya.