Tuesday, November 20, 2012

Langkah M&A 2; Valuation, Negotiate and Manage Post M&A

Setelah dua langkah M&A sebelumnya, Manage Pre-M&A dan Screen Candidates keluar dengan target perusahaan yang akan diakuisisi, langkah ketiga adalah Value Candidates, yaitu melakukan valuasi atau penilaian harga yang akan dikeluarkan untuk mengeksekusi M&A.

Mckinsey (lagi-lagi) membuat sebuah alur jelas proses valuasi ini seperti dalam gambar di bawah dalam alur dari kiri menuju ke kanan.

Titik A adalah nilai perusahaan yang akan melakukan akuisisi. Lalu jika ditambahkan dengan nilai perusahaan target akuisisi dan nilai sinergi keduanya, maka menjadi C. Nilai C dikurangi dengan biaya akuisisi menjadi D, dimana merupakana nilai prospek kedua perusahaan setelah proses M&A. Jika D dikurangi dengan nilai perusahan akuisisi menjadi E, maka dianggap bahwa nilai perusahaan target adalah warna hijau (D-E).
Perusahaan akuisisi akan menilai perusahaan target serendah mungkin atau berusaha mendapatkan F sebesar mungkin, namun nilai perusahaan target sendiri sudah memilki valuasi yakni B-A. Valuasi perusahan sendiri merupakan hal yang menarik untuk dikaji tersendiri, karena setiap orang yang melihat perusahaan akan berbeda terutama dalam melihat prospek perusahaan ke depan dari aktivitas yang dilakukannya saat ini. 

Dari gambar diatas, maka nilai yang sangat menentukan dalam M&A adalah Value of Synergy (VOS). Berbicara tentang VOS, nilai sinergi akan semakin besar jika dalam M&A bisa dilakukan oleh perusahaan yang mempunyai universal synergy, universal & endemic synergy dan bahkan mepunyai universal, endemic & unique strategy. Nilai sinergi tersebut digambarkan dengan piramida di bawah. Jika perusahaan mampu mempunyai ketiga sinergi, maka nilai sinerginya akan semakin besar. Jika nilai sinergi membesar, maka Combined Value (D) hasil M&A perusahaan akan semakin besar pula.

Langkah keempat, Negotiate the Price. Kembali ke gambar analisis Valuasi Mckinsey diatas, besaran nilai premium/diskon yang didapatkan sangat bergantung dengan proses negosiasi. Nilai pasar (fair market value) perusahaan target memang sudah ada, yaitu B-A, namun dalam akuisisi bukan hanya nilai pasar itu yang akan dijadikan patokan. Disinilah peran valuator dan negotiator (yang biasanya dijalankan para investment bankers) untuk bisa merealisasika M&A. Oleh karena itu, kegiatan Due Dilligence menjadi penting untuk mendapatkan informasi selengkap mungkin sebagai bahan menentukan valuai dan memberikan harga tawaran. Proses M&A tidak selalu dengan cerita Indah, karena banyak proses M&A dilalui tapi tidak terjadi karena faktor harga yang tidak deal. Karena proses negosiasi sendiri merupakan seni, tidak semata fungsi dari materi.

Jika M&A telah dilakukan, yang menjadi sangat kritikal adalah langkah terakhir, Manage Post M&A. Idealnya apa yang digambarkan diatas tentang nilai sinergi menjadi kenyataan, namun yang terjadi malah so-so. Jika selama proses M&A pihak luar perusahaan (konsultan) yang cenderung berperan, maka setelahnya adalah pihak internal (manajemen) perusahaan yang menentukan keberhasilan M&A sesuai harapan shareholders.

1 comment:

Anonymous said...

Menarik...dan secara praktek sudah banyak dilakukan di Indonesia, terutama sejak krisis ekonomi menimpa Indonesia dan juga karena globalisasi.

Banyak investor yang tertarik untuk berbisnis di Indonesia, jadi mereka akan mengincar perusahaan2 yang ada di Indonesia....pilihan nya bikin baru, atau beli yang sudah ada.

Saya juga pernah menulis (masih agak teori) di http://edratna.wordpress.com/2007/06/18/merger/.

Pekerjaanku dulu banyak menangani masalah ini, demi menyelamatkan sebuah perusahaan...hebatnya mas Nug, dengan bukunya "Akuisisi" menuliskan langkah-langkah tersebut di dunia nyata, tentu saja nama disamarkan dan ditambahkan konflik dan intrik untuk menarik minat pembaca.

Segera pesan langsung ke mas Nug karena cetakan pertama ini hanya dijual terbatas, untuk para sahabat, teman-teman nya.