Wednesday, July 06, 2005

BBM-ku kini....

saban hari, aku bawa motor untuk muter2 kota dengan segala kegiatanya. dan saat ini, dengan KP di bandung aku hampir tiap hari jalan pake motorku dengan rata-rata 10 km /day.

yang buat terheran adalah ketika BBM menjadi langka seperti sekarang. hampir tiap hari berita yang ada di koran, atau tiap berita di tv. dan pastinya, di SPBU hampir di seluruh Bandung, banyak mobil, motor yang antre untuk ngisi BBM.

ternyata ntidak cuma ngisi, mereka (termasuk aku akhirnya...) ngisi penuh selalu. kagak tau buat ditampung di rumah atau buat ketenangan, yang jelas wajah-wajah kengerian hilangnya BBM terlintas lama.

belum lagi orang-orang yang "oportunis" nya kelewatan, alias dia bawa jrigen yang tidak cuman 1 untuk membeli BBM. dan berbeda dengan wajah satunya tadi, wajah yang ini keliatan bengis bdan rada malunya juga masih ada. mungkin juga ga enak ama pembeli lain yang antre dan keliatan banget ambil kesempatannya. tapi dunia kan butuh makan bang...(naif!!!)

dan kemudian, pertanyaan yang lebih dalam akhirnya mengalir deras seiring fenomena BBm ini. kenapa sih konsumsi BBM kiota sangat tinggi? dan hampir pasti naik terus. bahkan pemerintah pun ngeri kalo kebutuhan itu ga dipenuhi (SBY sampai menginstruksikan pertamina untuk memenuhi pasokan BBM berapapun....!!!)

luar biasa keputusan yang ditempuh pemerintah. mungkin social cost yang sangat tinggi bila keresahan 200an juta penduduk karena BBM kurang. mulai nelayan, sampai mercy semua menjerit. bisa jadi wibawa pemerintah (SBY?) merosot, dan yang lebih dahsyat sembako naik (sudah beberapa naik) dan kerusuhan sangat besar kemungkinan terjadi.

tapi, bagaimana dengan budaya bangsa?yang tadi itu, ketika kebutuhan BBM ga pernah turun. mobil semakin banyak, toh yang ngisi cuman 1 orang. policy 3 in 1 ga ngaruh.pajak juga ga ber efek pada kelas borju. padahal, apa sih yang dihasilkan mobil2 itu. nambah sempit jalan dan sesak napas

secara umum, energi kita pun krisis. belum lupa PLN, yang hampir saja memadamkan jawa bergiliran.

yang menyedihkan di kota-kota besar. mal, balegho dan lain2 yang menceerminkan betapa meruahnya energi kita. padahal kita sedang masuk bersama ke dalam neraka krisis energi.

tadi juga liat, nelayan ga bisa melaut. kalau orang berdasi ga bisa naik BMW nya ke kantor (padahal bisa naik angkutan masal) tapi mereka masih tetap hidup karena bergaji. lha ini, nelayan yang ga bisa melaut. mereka bisa mati karena ga bisa makan.

negeri ku, masihkah "gemah ripah loh jinawi"?

No comments: