Saturday, June 18, 2005

tentang kasus himafi menurut ku

saya tadi malam ikutan forum di selasar IF yang dibuat atas inisiasi Himafi
(Himpunan Mahasiswa Fisika) kepada teman2 himpunan dan Kabinet KM ITB.
masalah yang akan menjadi agenda adalah tentang sanksi skorsing yang akan
dijatuhkan pihak rektorat kepada dua rekan Himafi. masalahnya adalah tentang
kekerasan dalam proses penerimaan anggota baru yang dikenal dengan OS.

taruhlah mekanisme sidang yang menurut kita adil tidak dilakukan dan itu
mempengaruhi keputusan.tapi menurut saya, kita harus memisahkan dari dua
sisi. menkaisme sidang dan kasusnya itu sendiri.

semua yang hadir (ada HMGM, HME, HMP, IMG, IMAG, HMIF, HMM, HMS dan KM)
sepakat bahwa mekanisme memang salah dan akan diperbaiki bersama. itu bisa
dilakukan dengan kita berparadigma ke depan. jika kita berpikir kembali pada
kasus himafi, maka kasusnya sendiri yang akan kita hadapi.

saya tidak akan menilai kasusnya seperti apa. yang jelas pertama, persepsi
yang diterima oleh 2004 terhadap kegiatan itu, tidak bisa dipaksakan oleh
kita sebagai orang yang mengetahui "di balik" apa yang kita diberikan. tidak
bisa dikatakan bahwa persepsi mereka salah, orang itu adalah urusan otak
mereka. jadi, mereka (2004) berhak memiliki persepsi, dan itu tidak bisa
dipaksakan. jika dipaksakan, kemana larinya slogan "manusia dewasa" yang kita
usung?

kedua, bahwa belajar adalah kebutuhan bagia manusia dan mungkin lebih khusus
lagi kewajiban yang harus dilakukan sebagai insan akademis. disinilah, kita
pembelajaran yang kita lakukan bersama terhadap kasus2 serupa yang pernah
menimpa kawan2 HMD lain (pun Himafi) belum kita lakukan dengan baik.dan
sekali lagi, kemana perginya konsep "manusia pembelajar" yang juga kita
junjung dalam kaderisasi itu sendiri?

Ok, mungkin kita adalah mahasiswa dengan segala dinamika yang ada. kita pun
telah dewasa yang juga tidak gampang dipaksa oleh aturan2 mengikat. hematnya,
kedua hal diatas yang kita sering lalaikan juga.

jadi, sepakat bahwa mekanisme yang akan diperbaiki. bagaimana dengan kasus
jika mekanisme "yang benar" diulangi? jika berpikir taktis, selamatkan dua
teman kita, itu saja cukup. tidak perlu nanya gimana caranya.. karena itu
tinggal urusan setia kawan kita. dan mengenai mekanisme, kita bersudut
pandangnya ke depan.

terakhir, kita bisa menjadi manusia pembelajar yang bebas

salam

No comments: