Thursday, December 20, 2018

10 Catatan Travelling Australia 2018

Setelah 2014 lalu saya berkesempatan ke Australia dengan membuat 10 catatan travelling, pada Oktober 2018 ini saya dan keluarga kembali ke Australia yang bisa dianggap sebagai transit dalam rangkaian liburan ke Australia dan New Zealand (NZ). Ada baiknya kemudian untuk menuliskan kembali 10 catatan perjalanan ke Aussie versi 2018 dengan tetap mengambil sebagian dari poin catatan sebelumnya yang pasti berbeda kondisinya.

1. Visa immigration
Ada dua opsi visa yang mungkin dalam itinerary kami, yakni visa normal tourist atau visa transit. Visa transit harus melampirkan bukti flight selanjutnya yang maksimum stay di Aussie nya tidak lebih dari 72 jam (3 hari). Biaya transit visa ini lebih murah yakni zero (xcheck ya), sedangkan visa normal visitor AUD  140 per orang (lumayan kan kalau untuk 2 dewasa + 2 anak). Karena saat apply visa Aussie ini kami belum beli tiket ke NZ, jadi belum tahu benar apakah diantara 2 visits ini masing2 maksimum 72 jam. Biaya yang lumayan visa normal, untungnya agak terobati karena syukurnya dapat visa visitornya 3 tahun sampai 2021. Mungkin beberapa pertimbangan diantaranya karena saya pernah ke Aussie 2014 lalu, dan kami baik2 saja hidup di Aberdeen selama setahun. :)

2. Goods declaration
Saya bilang 2014 saat itu baggage checking dan goods declaration di custom relatif lebih ketat dibanding 2018 ini. Satu mungkin karena saya bawa keluarga dengan anak-anak (8 + 3 yo), kedua mungkin karena semakin banyak turis Asia (khususnya Chinese) yang datang kesana. Mungkin juga berdasar pengalaman paling2 yang dibawa orang Indonesia antara indomie, abon, atau mentoknya rendang yang 'relatif aman' dikonsumsi sendiri hehe. Dan sejauh ini mungkin tidak ada evidence dari tourist Indo yang bermasalah misal keracunan abon bekal dari Indonesia :p.

3. Local transport
Prinsipnya di Aussie untuk lokal transport (bus, tram, train) menggunakan card yang sayangnya belum bisa one for all regions. Untuk yang Victoria (Melbourne) pakai Myki, sedangkan di Sydney pakai Opal Card. Keduanya bisa dibeli dan top-up langsung di stores area Airport sehingga bisa langsung dipakai untuk airport transport. Jangan lupa untuk set up child fare (4-15 yo) di CS atau store nya, karena lumayan child fare bisa sampai 50% adult fare. Anak di bawah 4 tahun free (pas banget dengan usia Aidan hehe). Ada maximum fare per day, yang kalau sudah kena fare itu tidak kena charge lagi (belum di cek apakah bisa sampai keluar ke suburban). Di Melbourne, sekarang ada free-tram zone di area CBD-nya yang rasanya 2014 lalu belum ada. Penumpang yang naik dan turun di zona ini free ga perlu tapping Myki nya. So, sebenarnya ga perlu2 amat beli Myki kalau cuma main di CBD-nya aja.

4. Airport transport 
This is the most tricky and interesting thing! Dari airport (Tullamarine atau Avalon) Melbourne ke City atau sebaliknya, paling efisien naik Skybus dengan family ticket plus belinya online. Itu jadinya akan murah banget untuk ukuran family 2 adults + up to 3 children. Sayangnya kemarin beli return ticket tidak ada diskon lagi, jadi kalau belum pasti naik bus beli tiket agak mendadak. Oiya, validitas tiket nya sampai 3 bulan. Dan ketika mau naik bus tinggal di scan oleh driver nya ke email di HP kita.

Untuk Sydney dari airport yang paling efisien adalah sesuai saran disini, kami melakukan baik saat arrival atau departure. It did work! :)

If you want to save your money, the cheapest option is to take the local 400 bus toward Bondi Junction. Get off at the stop after the domestic terminal, which is only 300m from the Mascot rail station. If you catch the train at this station, you will not have to pay the GatePass fee ($12).

Taking the bus and then the train is not the most convenient option, but the bus will only cost $3.30 and the train $3.40.

5. Weather
Cuaca Aussie yang nyaman tidak terlalu panas dan dingin ada di fall (autumn) late Q1/early Q2 atau spring late Q3/early Q4 persis 2014 dan kemarin di Oktober.  Kalau 2014 dulu ngerasa Aussie hot karena saat itu berangkat dari Aberdeen yang suhu rata2 tahunan sekitar 10 deg C, kali ini tentu saya merasa lebih dingin karena berangkat dari Indonesia. Tapi ga dingin2 amat agak mirip2 Lembang lah, masih cukup tanpa jaket di siang hari nya. Dan dengan trip di waktu seperti ini, daylight nya sudah lebih panjang dimana sunset sekitar jam 7 malam.

6. Mobile number 
Karena rangkaian perjalanan kami tidak stay full di Australia (3 Aussie + 7 NZ + 3 Aussie), setelah hitung menghitung maka tetap menggunakan Telkomsel dengan paket promo roaming Asia Australia NZ lebih efisien. Lalu untuk no istri (Indosat), tinggal tethering dari no Telkomsel tersebut kalau buat social media dan Gmaps paket data roaming nya masih aman. Kalau misal lagi pisah lokasi, perlu komunikasi pakai sms atau paling kepaksa telepon (Alhamdulillah ga sampai telepon hehe).

7. Air BnB
Kalau 2014 dulu single trip orientasi nginap adalah hotel atau malah numpang ke teman, kali ini Air BnB menjadi opsi utama selama di Melbourne karena bisa masak dan family friendly. Kami sempat stay di Sydney, tapi memilih hotel Ibis karena ada cuma 1 malam dan kebutuhan adanya luggage storage ketika check-out pagi untuk jalan-jalan dulu sore ke airport. Air BnB jelas tidak punya fasilitas itu, di Melbourne kami sewa luggage storage di Southern Cross station pas di arrival terminal Skybus sebelum bisa check-in Air BnB di Jam 12-14 (Garuda Jakarta ke Melbourne landing jam 6 an pagi, Jam 9 sudah bisa sampai Skybus Southern terminal - CBD).

8. Kangaroo zoo
Belum ke Australia kalau belum lihat dan foto dengan Kangaroo (dan Koala). Ternyata Melbourne zoo tidak seperti di Adelaide yang lebih open space. Ada sesi2 khusus dengan tiket berbeda untuk photo close-up dengan Kangaroo. Meskipun demikian, Melbourne zoo lumayan bagus tata letaknya, cukup luas dan bermacam hewan. Penting pergi kesini pas hari Minggu sehingga anak-anak free. Beli tiket online juga bisa untuk mempersingkat ga perlu antri di loket masuk.

9. Gift shopping
Melbourne Victoria Market tetap jadi pilihan utama dengan banyak pedagang nya yang orang Indo untuk pernak pernik suvenir. Di Sydney, Paddy's market adalah pilihan utama. Di bagian lantai atas nya tempat yang nyaman untuk belanja dan makan, di lantai dasar nya (semi-basement) banyak pilihan pedagang retail souvenirs. Dan ada 1 toko yang cukup besar dengan pemilik (atau pelayan ya) 2 mbak-mbak Indonesia.

10. Refund VAT
Ini barangkali yang paling menarik kalau belanja di toko-toko resmi di Aussie (bukan 'kaki lima'). Ada skema VAT Refund yang bisa di proses di airport sebelum take-off dari Australia. Jika barang-barang yang dibeli ada yang disimpan di checked-in luggage, maka harus melaporkan ke bagian custom untuk checking barang dan jumlahnya benar akan dibawa keluar Australia. Tempat custom di Tullamarine Airport ada di dekat bagian lost and found keluar arrival international terminal. Kalau barangnya dibawa masuk cabin, maka perlu ditunjukan ke bagian refund VAT setelah secuity screening sebelum masuk ke waiting room untuk boarding. Artinya ada potensi tambahan marjin bagi para pelaku jastip hehe. Tapi jangan lupa dengan aturan custom di Indonesia ada batas maksimal belanja keluarga ya.


Wednesday, May 02, 2018

Itinerary 7 day JR Pass Jepang

Alhamdulillah, akhir Maret sampai awal April 2018 lalu berkesempatan berkunjung ke Jepang dalam rangka agenda bersama yayasan dan jalan-jalan. Tiket JAL Jakarta ke Narita airport dibeli bulan Oktober 2017 sekitar 7.5 juta-an, dan sebagai pembanding tiket ANA dibeli bulan Februari 2018 sudah tidak normal seharga 12 juta-an. Artinya jika merencanakan ke Jepang dalam rangka wisata, sebaiknya tiket dibeli minimal 6 bulan sebelumnya untuk mendapatkan harga 'wajar' dan bahkan bisa promo.

Urusan penginapan, kami ber-delapan menggunakan apartment via AirBnB selama 8 hari 7 malam, yang artinya bisa masak sendiri meskipun tetap membawa bekal makanan jadi dari Indonesia yang dibungkus super rapat. Berbeda dengan custom Australia yang super ketat, Jepang termasuk juga ketat (diendus anjing) tapi masih mungkin untuk aman.

Sebelum visit (sebelum visa), kami sudah membeli 7 day JR pass yang bisa digunakan di Tokyo central (JR) line, Narita Express dan selected Shinkansen (misal Kodama, Hikari). Begitu sampai Narita, pass di aktivasi keesokan hari nya selama 7 hari ke depan. Jadi untuk hari pertama dari Narita ke Tokyo menggunakan train yang non-express.


Well, bagaimana itinerary yang baik dan 'optimal'. Secara prinsip menurut saya ketika sudah mempunyai 7 day JR pass, maka cukup tinggal di Tokyo dekat stasiun MRT. Lalu dari 6 hari net di Tokyo, bisa travelling sampai maksimal 2-3 jam per trip (sampai Osaka dari Tokyo) di hari sesuai itinerary.  Dengan demikian kita akan optimal city tour Tokyo 2-3 hari dan 3 hari nya travelling.

Maka pilihan kami contoh optimasi JR pass sebagai berikut (cocok buat first time Japan visit):
Day 1: Tokyo city: Harajuku, temple park, botanical garden, Akihabara

Day 2: Shinkansen: Kyoto: Saga Arashiyama (walking tour bridge, bamboo forest, romantic train, temple Fushimi Inari), plus mungkin sempat short visit ke Osaka (Shinkansen Kyoto to Shin-Osaka, check last train JR from Shin-Osaka to Tokyo)

Day 3: Shinkansen: Karuizawa atau Gala Yuzawa (prefer terakhir) + Tokyo city (misal Meguro, Odaiba)

Day 4: Trip to Mt Fuji (+ short Shinkansen Hakone atau Tokyo city)

Day 5: Shinkansen: others (misal Osaka, Hitachi seaside park atau Hakone - private line)

Day 6: Tokyo tour + shopping: Harajuku, Takeya, Ueno, Shibuya

Day 7: Tokyo to Narita (shopping around Narita)


Good thing nya bahwa harga barang2 di Narita ga beda jauh dengan di city, artinya bisa beli beberapa hal-hal terakhir di Narita. Jadi berangkat agak awal dari Tokyo untuk muter2 Narita ada bagusnya juga hehe.

Atau kalau pesawat sore mau di optimalkan muter2 di Tokyo dulu setelah check out. Oiya, biaya menitipkan luggage dalam luggage box di banyak stasiun harga nya sama maksimal sampai 3 x 24 jam. Jadi kalau hanya nitip 2-3 jam, agak kurang 'maksimal'.

Terakhir, Jepang banyak dikunjungi wisatawan di Bulan Maret karena cherry blossom (sakura). So, plan your (family) trip to Japan!