Alhamdulillah,
saya berkesempatan ke Australia untuk pertama kalinya tengah Oktober ini dengan
tujuan utama conference. Kunjungan ke Adelaide selama 3 malam dan Melbourne 1
malam sangat berkesan, yang utama karena saya memulainya dari ujung dunia yang
lain (Aberdeen, Scotland, UK), dan karena beberapa pengalaman unik yang mungkin
bermanfaat bagi pembaca sekalian.
1. Connecting
Flight
Intinya,
bagasi saya terlambat, tertinggal di Amsterdam (AMS). Jadi selama 3 malam di
Adelaide, saya harus survive dengan baju menempel di badan. Beberapa setelan
formal terpaksa beli karena saya harus presentasi di conference. Saya yakin (?)
hal tersebut bisa di klaim, namun tetap butuh waktu dan proses panjang (hingga
hari ini belum direspon KLM!!). Bagasi terlambat menurut analisa saya, karena
connecting flight KLM di AMS yang hanya 50 menit, sedangkan boarding connecting
flight 30 menit sebelumnya. Bayangkan, dari keluar pesawat sampai masuk pesawat
connecting hanya kurang setengah jam. Jalan antar terminal di Schipol yang
lumayan, alhasil saya berhasil naik pesawat dengan baik, tapi bagasi saya
tidak. So, sebaiknya anda memilih flights dengan koneksi diatas 1.5 jam, aman
buat bagasi dan penumpang. Apalagi di airports yang security check nya satu
pintu sehingga antrean panjang, macam di Abu Dhabi.
2. Goods
Declaration
Australia
terkenal dengan peraturan ketat untuk barang-barang yang dibawa masuk. Declare
barang-barang yang harus di-declare, diantaranya makanan dan bahan mentah.
Declare artinya bagasi siap diperiksa di airport Australia. Konon barang-barang
yang ada label manufaktur resmi cenderung aman, dibuka namun tidak dibuang.
Sedangkan yang homemade atau manufaktur ‘abal-abal’, harus banyak berdo’a
supaya tidak dibuang. Bagaimana kalau tidak declare? Kalau ternyata ada
inspeksi dan ternyata ditemukan barang-barang yang seharusnya declare, maka
denda nya cukup besar. Ada baiknya baca goods declaration sebelum ke Australia.
3. Exchange
Rate
Nilai tukar
AUD (Australian Dollar) sangat mahal ketika anda berada di Australia. Dari
seorang teman, dia menukarkan USD 100 dapat AUD 100 + IDR 150,000 di Jakarta (I
love Indonesia J). Sehari
setelah sampai Adelaide, dia hanya dapat AUD 95! Ambil uang di Debit ATM kena
charge AUD 2, baiknya sekalian banyak jangan cuman sedikit karena flat.
Transaksi gesek di stores kena charge juga, bukan di notanya, tapi di rekening
kita. Saya pakai Poundsterling Card juga kena bertubi-tubi charge dan fee,
nyesel abis baru ketahuan terakhir. Pilihan yang baik (prioritas): bawa cash
AUD sebelum sampai Australia, Ambil Debit card di ATM, dan pilihan terakhir
gesek card di stores.
4.
Australian English
Well, ini
bukan hal yang sangat major. Hanya info bahwa English versi Australia ini
termasuk yang sulit ditangkap di dunia. Aksen yang menghentak dan cepat sekali,
saya sendiri kesulitan dan ternyata banyak teman juga. Saya baru menyadari kata
guru English saya di kantor dulu, bahkan dia yang british sering tidak full
nangkap Australian English. Saya tidak ahli English, tapi saya sangat menikmati
English para dosen saya di Aberdeen.
5. Mobile
Phone Number
Ini
termasuk paling merepotkan, diantara semua negara yang pernah saya kunjungi.
Jika membeli SIM card untuk mobile phone kita, maka kita harus mengisi form
registrasi, ada alamat sampai model pembayaran (card or cash). Belum selesai,
untuk aktivasi kartu kita harus login via internet, memberikan data diri,
alamat termasuk no contact Australia yang bisa dihubungi selain no kita. Tidakkah
aneh, pertama kita butuh kartu otomatis kita belum punya no Australia, kedua
kita butuh kartu kan untuk koneksi internet, tapi harus registrasi dulu yang
perlu internet (telur ayam namanya). Yang harus dilakukan, mengharapkan wifi
gratis untuk registrasi tersebut. Oiya, setelah aktif belum tentu setting data
nya aktif, masuk harus setting manual (di Indonesia bahkan di UK, kita bisa
download setting mobile data kita). Anda memang bisa datang ke gerai mobile
provider untuk mempermudah, tapi tetap prosedurnya akan tetap sama.
6. Weather
Cuaca di
Australia tergolong esktrim. Jika winter (sekitar Jun-Jul) bisa < 10 deg C,
tapi summer (sekitar Dec-Jan) bisa > 40 deg C. Keringnya juga kerasa, panas
tapi ada angin dingin. Kulit-kulit saya yang dari Indonesia ke Scotland
baik-baik saja, begitu di Australia langsung pecah-pecah. Hiks..
7. Asia
Foods
Ini mungkin
salah satu kelebihan Australia selain ‘hanya’ 7 jam Jakarta-Melbourne, yaitu
banyak bahan mentah asia di supermarket umum, makanan asia termasuk Indonesia,
dan pastinya Indomie dengan harga ‘rasional’.
8. Gift
Shopping
Jika ingin
membeli kenang-kenangan model gantungan kunci, magnet atau kaos, market adalah
tempat yang tepat. Anda memang normalnya tidak bisa menawar, tapi harganya
dijamin murah dibanding di toko. Jangan lupa untuk muter-muter dulu, melihat
secara umum pasaran harga nya di market tersebut. Setiap took atau penjual
berbeda. Misalnya, di Victoria Market Melbourne, ada lebih dari 10 pedagang
orang Indonesia, tapi ada beberapa yang harganya lebih mahal dari lainnya.
Beberapa yang mahal ini harganya sama dengan para pedagang non-Indo. Enaknya
kalau beli dari pedagang Indo, kita bisa celometan pakai bahasa Indo dan Jawa
sesuka hati hehe.
9.
Transport
Transportasi
di Australia termasuk yang sudah maju, namun buat para pengunjung, sistemnya
kadang membingungkan. Pastikan tahu sistem transportasi public yang akan
digunakan. Jika baru pertama datang ke Australia (atau negara lainnya),
sebaiknya tidak sore/malam karena bisa jadi kita akan kesulitan dengan sistem
transport nya, misal harus punya transport card dulu di Melbourne dsb. Yang pasti,
transportasi publik seperti negara maju lainnya jauh lebih dari Indonesia. Jadi
bersyukur kita besar di Indonesia dengan segala keterbatasan sehingga insyaAllah
lebih tahan banting.
10. Koala
and Kangaroo
Katanya, belum berkunjung ke Australia kalau
belum foto sama Koala dan Kangaroo. Cara yang paling mudah, pergi ke zoo. Jangan
lupa untuk cek jadwal Koala meeting karena setiap zoo berbeda, dan Koala ini
kalau siang suka tidur. Jangan bayangkan zoo seperti Ragunan atau Taman Safari
yang luas. Zoo yang saya kunjungi di Adelaide sangat mudah dijangkau dengan
jalan kaki, tapi dengan harga yang lebih mahal dari Taman Safari. Yah..demi
foto bersama Koala dan Kangaroo, minimal sekali seumur hidup.
***
Terima kasih kepada LPDP atas dukungan dan sponsornya.