Thursday, July 12, 2007

Blogless??

Beberapa hari lalu, dalam googling saya menemukan fenomena yang membuat sedikit sedih. Begini ceritanya.

Sebuah blog yang berisi lowongan pekerjaan (loker) menawarkan loker dari sebuah BUMN, dan seperti biasa di bagian akhir setelah perkenalan perusahaan dan requirements, ditampilkan alamat email perusahaan tersebut untuk memasukan lamaran pekerjaan. Sangat jelas alamat mailnya, bahkan di bold.

Yang membuat saya heran, ternyata para pengunjung yang saya tebak sebagian besar adalah job-seeker menuliskan surat lamaran dengan perkenalan diri, pengalaman kerja dan lainnya dalam komen di blog tersebut. Saya tidak habis pikir, itu kan blog?? Kalau mau melamar ya ke email yang tertera disitu. Atau kalau sedikit advanced, googling untuk menemuka profil perusahaan lebih jelas. Sebegitunya kah 'gaptek' dengan dunia weblog masa kini?

Ini sebagai salah satu contoh 'lamaran yang salah' itu:

Hal : Lamaran Pekerjan.

Kepada Yth,
Manager HRD
PT. xyz
Di
Tempat.

Dengan Hormat,

Saya berminat melamar pekerjaan di Perusahaan yang anda pimpin dengan segenap kemampuan dan tanggung jawab yang saya miliki untuk memberikan kontribusi yang terbaik pada Perusahaan. Saya lulusan Teknik Mesin di Universitas *** tahun 2007. Saya mempunyai motifasi yang tinggi dalam bekerja, dapat berkomunikasi dengan baik, dapat mengoperasikan computer (MS. Office) dan memiliki interpersonal yang baik. Sebelumnya saya Pernah Kerja Praktek Lapangan di Migas Cepu. Semoga pengalaman Kerja Praktek saya bisa menjadi pertimbangan untuk Bapak/Ibu agar menerima saya.

Demikian harapan saya. Semoga Bapak/Ibu berkenan memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti seleksi selanjutnya hingga diterima di perusahaan Anda. Atas Perhatian Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Hormat Saya

Heru B. P
(08522505****)

Tentu jika kita melihat disana, lebih menyedihkan lagi. Karena yang melamar itu mengaku (kerena kita tidak bisa menjamin itu asli atau tidak) berasal dari universitas-universitas ternama (baca: negeri) di negara kita. Saya tak perlu menyebutnya, silahkan anda menengok sendiri. Mereka kan sarjana, di kampus pun pasti saya yakin ada fasilitas internet (hare gene!). Kalau itu masalah familiarisasi, that's another story. duh, temanku.., temanku...!!

Hal itu tentu saja semakin meneguhkan fakta bahwa pengguna internet di Indonesia rendah. Ok, mungkin penetrasi tinggi karena pasar atau jumlah penduduk yang masih terbuka, tapi sampai ke tahap 'melek internet' masih belum tinggi, bahkan di tahap lulusan sarjana sekalipun.

Kembali ke blog loker tersebut, seorang kawan mengatakan bahwa kita juga harus memahami psikologis job-seeker, dimana suatu waktu bisa saja dalam posisi 'kalap'. Jika sudah dalam kondisi itu, maka 'segala cara' bisa ditempuh. Mengirimkan mail ke perusahaan iya, meninggalkan jejak di komen blog juga iya.

Tapi, setidaknya anak 'kampus ganesha' tidak ada yang 'nyasar' disitu. Sangat-sangat kebangetan, kalau di kampus internet sudah barang keseharian dan murah, lalu blogosphere dan liku-likunya masih juga tidak dimengerti.

Dan sayangnya,
salah satu institut ternama lainnya yang konon 'langganan robot' ada yang 'nyasar' di loker itu. Kasihan sekali saudara..!! -no offense-

15 comments:

ikram said...

Familirisasi?

*no offense :P

ikram said...

Familiarisasi, mungkin yang dimaksud :D

*gatal

Trian Hendro A. said...

haha.. you've got it! tks a lot kram.. :D

Anonymous said...

Trian,

Saya barusan baca milis...ceritanya ada banyak orang yang menggunakan alamat email banyak, padahal orangnya satu, tentu ada tujuannya. Agar jika dia berpendapat A dengan menggunakan email A, maka ada yang mendukung, yang sebenarnya dia sendiri.

Jadi dalam hal lamaran tadi, bisa jadi benar (ini sangat menyedihkan), tapi bisa juga ada yang main-main (semoga ini tidak ya).

Tapi saya juga melihat, ada orang yang komentarnya tak nyambung dengan isi blog, tapi jualan jasa...

Rachmawati said...

Trian... do you know what I thought after reading the first line of your post?
Yang kepikiran teh gini: ada perusahaan yang mengiklankan ada lowongan kerja, terus di salah satu syaratnya ditulis: calon karyawan mesti blogless.
Heheheheh :P
ternyata bukan yak :D.
Mestinya ada fasilitas forward comment ke alamat email tertentu, :D, jadi sang pemilik blog mirip jadi penyalur tenaga kerja ;).
Tentu tidak semua orang ngerti internet :), dan Rachma tidak terlalu keberatan dengan hal itu... I mean, come on... if everybody knows clearly about internet, lahan orang IT kebabat semua dunk >:)...
Dan gak selamanya juga ngetek [ngerti teknologi -red- :D], jadi parameter kinerja karyawan :).
Eta maksud kampusna teh kampus suraba** bukan? 8-|

Jadi nyambung sama topik milis itb yang pada ngomongin fakir band widthnya indonesia...
duh, segitunya pada pengen BW gede yah?

*mfoxfbx, gagal verified, ozifrgk terverifikasi gak yah...

errick said...

anak ganesha bisa gitu krn udah mengkultur.gmn kultur itu lahir? dari pembiasaan2 krn tugas kuliah, fasilitas murah, warnet kampus yg accessible, tugas organisasi, syuro chatting, dll. yg lain kyknya blm ada pembiasaan2 spt itu. jgn salahkan orangnya bung. klo lingkungan (kampus) g menuntut org utk terampil ngenet, buat apa ngenet? ntar malah ngenet yg g guna lagi...

(kamana we akang?)

Trian Hendro A. said...

#Bu enny: betul sekali bu, di dunia internet kita memang tidak bisa memastikan hitam itu hitam, putih itu putih.. karena semua serba 'tidak terlihat'.

#Rachma: haha... iya, itu bagus juga. syarat blogless supaya karyawan ga pada nge-blog.. :D. ngerti itu dalam tahap 'melek internet' ma, kalo anak IT harusnya makin tertantang lebih canggih karena sudah makin banyak orang 'melek'.
kampusnya, waah... silahkan tebak, ga boleh ditulis disini, kurang etis.. hehe

#Eri: le ngger, hare gene internet itu seperti buku kedua bagi pelajar, mahasiswa. dan di setiap kampus, sudah pasti ada kayanya.. tinggal mahasiswa-nya aja.

fyi, barusan juga dapat mail dr temen ku yg kuliah di salah 1 univ negeri di ibukota jatim, dan dia mengaku benar 'tuduhan' blogless ini.
duh, temanku...temanku..,
bangsaku...bangsaku... :(

Anonymous said...

orang pake internet juga ada levelnya Tri...
maklum aja lah, orang yg sering buka internet sama yg jarang kan beda...
orang yg dimaksud di atas itu menurutku, dia ol di warnet yg belom tentu seminggu sekali, browsernya IE, OS-nya Windows, nggak masuk web yg macem2
contohnya orang yg punya blog, internet pasti udah kaya' kebutuhan yg hampir primer

Unknown said...

hahaha, kampus gw masuk ga ya ke daftar yg pada nyasar..
bener kata Jaya-BS, ada kastanya.
yg ngenet cuma buat nyari lowongan doang kan banyak. prinsip modal kecil dapat keuntungan banyak masih berlaku di Indonesia kan? dalam sejam (berapa ya bayar warnet skrg?) diharapkan sebanyak-banyaknya lowongan masuk... jadi ga usah banyak baca, copy paste --> tancaaap...

Anonymous said...

Hahaa.."langganan juara robot"
Tendensius tuuuh...


*Nah, postingan yg ini bagus-B)

Anonymous said...

Wah kok saya kurang setuju ya dengan pendapat anda hare gene ngga bisa ngenet buat mahasiswa. Tolong bedakan fasilitas yang dimiliki kampus ganesha dg kampus** lain, contohnya di depok mungkin ngga semua lab di fakultas ada lab kom spt kampus kuda bertaman di Bandung yang mahasiswanya bisa nginep sesukanya untuk beinternet ria. Apalagi bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan dana, dari pada blogeran, chatingan di warnet mending dia beli benda** yg berharga krn pd dasarnya internet di indonesia bukan kebutuhan sekunder apalagi primer, inet masih mahal dikalangan orang umum. Jadi tolong jgn mengunder estimate orang yang posting lamaran di blog bumn tsb, husnudzhon aja bung. Atau kalau perlu tulislah kenapa internet di indo masih mahal... mau coba buat wimax???

- yang bekerja di perusahaan isp di Jakarta -

Anonymous said...

waduh kl seorang jobseeker dengan sembarangan masukin lamaran lewat komen itu bsa jadi sasaran empuk perusahaan yg berkedo mencari lawangan kerja tapi mau nipu...
Soalnya ada tuh sepupu saya seperti itu kejadiannya :P

Trian Hendro A. said...

#anonymous: sip,pada dasarnya sepakat dgn pendapat anda utk mengutamakan 'barang2 kuliah'. tapi ide post ini,inet sy yakin sudah ada di tiap kampus (bukan fakultas),apalgi di depok-Jawa.dan hare gene,mahasiswa seharusnya bisa menggunakan inet sbg sumber referensi tak terbatas.. secara buku mahal dan digunakan 'sebagian'. dan ini tentang familiarisasi inet, bukan berkorelasi langsung dengan lamanya ngenet..
ya..,sy pun husnuzhon bahwa dalam kondisi 'kalap' semua bisa 'tancap', kata mbak isnuansa. :D

#Fitra: ya.. itu dia salah satu yang ditakutkan, tks.. :)

errick said...

tersedia sih tersedia. ada sih ada. but the kulturnya itu yg blm dibangun secara sistemik. kt sy mah gitu, kakak. bener yg dibilang mas dzaia-bs, levelnya beda, frekuensi pemakaian beda. salah satu saudara daku yg kuliah di salah satu kampus paporit pulau jawa pun mengaku blm maniak sama internet. baru ngerti friendster aja pas udah kerja. banyak mhs yg mungkin klo ga ikut fsldk, ga akrab sama internet. bravo FSLDK!!! apa itu fsldk? buka http://www.fsldkn.org

Anonymous said...

ya, namanya juga usaha...

TANTE-GIRANG.CJB.NET
.