Monday, July 09, 2007

Togamas dan The Corner

Jika harus memilih, manakah yang ingin anda lakukan untuk membeli buku? Membeli buku di sebuah toko buku besar terkenal yang pastinya lengkap, membeli buku online yang sudah mulai banyak terutama di kota-kota besar, atau membeli buku di took buku yang tidak besar tapi menyajikan suasana book-shopping khas.

Untuk alasan emosional yang sangat, saya pribadi memilih untuk melakukan pilihan terakhir, pergi ke toko buku yang mampu menyajikan suasana khas: hangat, rapi, segar dan bersahaja. Maka hati saya pun kemudian jatuh ke Togamas, sebuah jaringan toko buku modern yang cukup lengkap, ‘tidak besar’ dan berdiskon, serta masih bisa menyajikan suasana tersebut.

Pilihan-nya sebenarnya tidak hanya sebuah Togamas jika kita bicara tentang masalah nyaman, atau kekhasan. Karena toko-toko buku komunitas yang mulai tumbuh saat ini pun menyajikan suasana khas tersebut, misalnya di Bandung ada Ultimus atau Tobucil yang terkenal. Dan jika tentang ikatan emosi komunitas buku, toko-toko buku alternatif seperti ini tak perlu dipertanyakan melalui kegiatan diskusi buku dan lain-lainya yang sangat beragam.

Tapi tentang kelengkapan, kenyamanan dan suasana ‘khas’ dimana setiap orang punya warna sendiri tentu bukan sebuah kesalahan penilaian. Dan Togamas, mau tidak mau saat ini memenuhi warna selera saya dalam menikmati buku. Dimulai saat singgah di Jogja pasca SMU, lalu saya menikmati masa-masa pembukaan awal Togamas Bandung. Kemudian saat ini, karena di Jakarta belum ada Togamas, maka setiap kesempatan ke Bandung rasa-rasanya tak akan terlewat untuk mampir ke Togamas.

Lalu, suatu saat saya menemukan blog ini menjadi salah satu dalam blogroll di weblog Togamas. Wow, tentu hal yang menggembirakan mengetahui hal tersebut. Padahal blog ini isinya ‘gado-gado’. Rasanya seperti menginginkan sesuatu, dan kemudian berhasil mendapatkannya. Benar-benar menyenangkan!

Berbicara tentang toko buku dengan nuansa-nya, maka sebenarnya di dalam alam bawah kesadaran saya tertancap sebuah deskripsi toko buku menarik mirip seperti dalam film terkenal masa lalu, You've Got Mail. Film tahun 1998 yang dibintangi Tom Hanks dan Meg Ryan ini bercerita tentang intrik bisnis (toko buku) dan pribadi dengan media perantara internet.

Kathleen Kelly (Meg Ryan), mempunyai toko buku kecil turun-temurun keluarga yang bernama Shop Around The Corner. Di toko buku yang terletak di sebuah kawasan pojok jalan ini, tidak hanya aktivitas memajang buku dan membeli buku biasa, namun ada kegiatan yang berhubungan dengan buku, misalnya yang tergambar di film itu adalah mendongeng bagi anak-anak. Sebuah toko buku yang bersahaja.

Lalu kemudian Joe Fox (Tom Hanks), seorang anak jutawan yang mempunyai jaringan toko buku besar Fox Book, membangun toko buku baru di kawasan tersebut. Lalu bisa ditebak, toko-toko buku kecil di kawasan itu seperti halnya The Corner pun mulai surut pengunjung.

Dan melalui sebuah internet, mereka secara ‘tak sengaja’ berkenalan di internet lewat dunia chatting dan email hingga tumbuh benih kasih diantara mereka. Kelly pun berbagi cerita tentang toko bukunya, dan toko buku baru besar yang mulai mengancam eksistensi The Corner. Namun mereka tak saling tau wajah, walau akhirnya Joe mengetahui lebih dulu daripada Kelly lewat janji dinner yang ‘dikhianati’ Joe.

Joe sendiri pernah mengunjungi The Corner dan rasa-rasanya mengadopsi ‘sebuah toko buku yang hidup’ untuk toko bukunya yang besar itu. Sedang Kelly hanya menumpahkan kekesalan, tanpa pernah sekalipun mengunjungi Fox Books. Hingga suatu hari dia berani mengunjungi dan menyaksikan bahwa Fox mampu menghadirkan sebuah nuansa toko buku yang lebih hidup daripada The Corner. Fox menyediakan sarana nyaman untuk anak-anak atau pengunjung untuk membaca buku sepuasnya di toko buku. Dan akhirnya, mereka berdua pun ‘bertemu’ di dunia nyata sesungguhnya.

Dan sejak menonton film itu hingga sekarang, masih lekat keinginan untuk mempunyai atau aktif dalam kegiatan buku seperti dalam film itu. Hingga nantinya mungkin bisa memiliki sebuah toko buku sendiri, sekalipun pasti sulit. Dan Togamas, sedikit banyak mampu mengobati rasa itu sekarang. Tapi suatu hari nanti, keinginan itu bisa saja diawali di rumah masa depan, dengan sebuah taman bacaan untuk anak-anak di sekitar rumah.

Jadi jika anda penikmat buku dan pencandu internet, You’ve Got Mail rasa-rasanya menjadi sebuah film yang ‘pantas’ ditonton. Jangan anda bayangkan adegan ‘risih’, karena hampir semua film Tom Hanks tergolong ‘aman’.

Internet dan (toko) buku, memang sebuah pasangan yang sangat menarik. Mungkin seperti secangkir teh hangat dan pisang goreng, sembari duduk menikmati senja sebuah kota. Hmmm... nikmat!!

21 comments:

Anonymous said...

Hooo...trus ketemu seseorang yang berarti di toko bukumu, gitu..??

Hooo..jadi gitu tho impiannya...

Mudeng saya.

Anonymous said...

Saya belum sempat nonton filmnya. Di Jakarta dulu saya suka ke Qbook, karena ada sofa buat duduk membaca rangkuman bukunya, terus ada cafe didalamnya, ada toiletnya, jadi bisa seharian ditoko buku itu. Sayang akhirnya Qbook ini kalah bersaing dengan Kinokuniya, yang ada di Pondok Indah Mall II...walaupun toko buku Kinokuniya bagus, tapi kalau mau minum ke Starbuck harus keluar toko dulu...padahal penginnya masih santai...dan toiletnya di luar...hehehe..dasar beser.

Hari Jumat kemarin saya ke Balai Pustaka Gunung sahari, rasanya sedih sekali. BP adalah penerbit yang telah menerbitkan buku2 karya sastra pertama kali di Indonesia, saat ini sepi...bayangkan saya bisa beli buku sejak zaman ayah saya, dan saat saya masih kecil bacanya, sebanyak 20 buku hanya Rp.252.000,-

Rachmawati said...

Kalo Rachma sih, beli buku mah di mana aja, yang penting bukunya dapet. Kalo bisa sih yang murah :D. Kurang suka ngabisin waktu jalan-jalan di toko buku, lebih suka ngabisin waktu di shopping center, except book center pokoknya, huehehehe :P. Kalo mu ngabisin waktu ma buku, ya pas bacanya ajah, gak usah pas belinya :D.
*looking down there: xrtpdfr, verified ;)

Anonymous said...

Bagiku:
faktor harga nomor 1.

Makanya, pilihan pertama tetap palasari, atau shopping (kalo di jogja). he..he..he..

Trian Hendro A. said...

#mbak ika: ojo rusuh!! :D

#bu enny: wah bu, sy jadi pingin ke BP Gunung Sahari nih (dmn tepatnya bu?), makasih infonya. *bakal borong sastra2 lama, hehe

#rachma: hehe, 'abg' banget tuh, sukanya jalan2 di mall. abis Groningen, harusnya tambah dewasa ma.. :p

#igun: yo gun, aku ngerti, maklum (msh) mahasiswa,:p. kalo dah jadi 'orang',ada sisi lain yang dicari. dan Togamas pun toko buku diskon seumur hidup, sekalipun ga sebesar Palasari/Shopping..*wah pihak Togamas harus ngasih reward aku nih.. :D

ikram said...

Shopping dong! Penjualnya lebih ramah dan nggak memaksa seperti di Palasari.

Unknown said...

dasarnya jarang beli buku, paling2 yang dikenal ya Gramedia dan Toko Buku Utama. lagipula, buku-buku yg tinggal baca aja nggak kebaca, apalagi harus beli, waaahh...

Adit-bram said...

trian mah tambah seneg di rusuhi ...

ke togamas beliin ane buku ye bos...
yang maren di gramed itu...
yang pink...hahahahha...
itung itung kado

Okky Madasari said...

Waduh..iklan terselubung neh!! dapet fee berapa dari Toga Mas? hahahaha

Anonymous said...

agree with igun, harga is number one
kalo bisa dapet yg lebih murah, kenapa juga harus bayar lebih mahal kalo bisa dapet yg lebih murah?
kecuali kalo emang di tempat laen gak ada...

Trian Hendro A. said...

#ikram: ah, shopping sama saja membingungkan. beli di Palasari/Shopping otu bagusnya sudah ada buku yang mau dibeli, so tinggal beli. kalo book-shopping activity, kurang nyaman, hehe

#mbak isnu: wah, aktivis perempuan harus banyak baca mbak.. :)

#adit: wooi.. kamu ikut rusuh! :p

#okky: itu dia, lg di-nego-kan dgn Togamas, enggak ding.. hehe

#mas jay: duh, iya harga murah penting mas, sepakat! dan Togamas itu posisi 'moderat', antara diskon dan tempat nyaman.

Beni Suryadi said...

wuih, di Togamas ada satu SPG nya cakep juga Bos...
jadi ngarep ada adegan 'risih' sama mbak nye..hehehe

tapi buku nya telat updet melu..
tiap kali di sana, berharap bisa beli buku diskon, eh dijawab mbaknya..maaf mas, kita belum punya...

hu, hu...

Anonymous said...

Eh, toko buku kan dah banyak. Kalo mau buka bedanya apa ama yang lain ya? Diskon sama nyaman biasanya jarang ketemu. Atau kalau tokonya bisa hidup kaya di film itu mungkin laku di sini

Trian Hendro A. said...

#bang benx: wah, kalo saya bang, emang di Togamas mbak-mbaknya lebih ramah.. :D. kalo update, akhir2 ini mereka udah lumayan *duh, promosi lagi. Togamas ngasih apa niih??:D

#agungpras: diskon(sekalipun ga besar)+nyaman menurut saya bisa 'bertemu' di Togamas, you have to try mas! :)

Dika Amelia Ifani said...

yang jelas togamas deket dari tempat saya kp (diponegoro 40), jadi tinggal jalan kaki. memang menyenangkan, apalagi kalo dibeliin..!! :)

Anonymous said...

ada juga toko buku di ciumbuleuit namanya omuniuum, pindahan dari sultan agung, silakan mampir ke blognya.. :D

pyuriko said...

Jadi ingat sebuah email yang pertama kali masuk dalam inbox Iko, hehehe...

Sayang, buku titipan Iko gak ada disana, hikkzzz...

Katakecil said...

wah, boleh ni..
kebetulan nanti kalo sudah mapan saya pengen bikin rumah baca..
lumayan juga kalo beli bukunya dikortingin..
syukur-syukur digratisin, hehehhe..

Anonymous said...

sekarang togamas udah ada di depok. tapi namanya TMbookstore. Tepatnya di Depok Town Square, lt. UG

Anonymous said...

halo togamas, saya boleh minta alamat beserta nmr telepon seluruh togamas yang ada mana tau saya membutuhkan buku bacaan saat sedang tugas ke jawa. thx

Unknown said...

Togamas juga toko buku fav saya.