Thursday, June 07, 2007

Sekilas Sarangan-Magetan

Dalam sebuah long weekend lalu, saya berkesempatan untuk mudik ke Magetan, kota kecil di Jawa Timur bagian barat (rumah saya sendiri bukanlah di 'kota'-nya). Dan seperti biasa, selalu ingin untuk mencoba tanjakan menuju Sarangan, dilanjutkan naik ke Cemoro Sewu, persis di lereng Puncak Gunung Lawu.

Sarangan adalah sebuah lokasi wisata di dataran tinggi Gunung Lawu, dengan obyek utama telaga dan air terjun, dikelilingi nuansa pegunungan yang khas. Dari Magetan masih ada 17 km arah barat (menuju gunung) untuk tiba di Sarangan.

Ini adalah jalan menuju sarangan, yang kelihatan berkelok-kelok tapi indah. Buat pengendara motor, ini akan menjadi sangat menyenangkan. Menguji skill berkendara sekaligus menikmati segarnya udara. Membuat rindu jika lama tak melakukannya.





Gambar berikut adalah Telaga Wurung (terima kasih mbak edratna) yang ada sebelum di kawasan wisata Sarangan. Lake view -nya terlihat dari jalan menuju sarangan. Masih alami, normalnya sepi dan biasanya ramai saat musim memancing (serta cocok untuk 'dunia milik berdua' - tapi kata mbak edratna, pamali!).




Setelah beberapa kali belokan-menanjak, maka kita akan tiba di pintu utama masuk kawasan wisata Sarangan. Saya tidak tahu persis berapa tiket masuknya sekarang-dan mungkin sejak dulu pun tidak pernah tahu!. Karena dulu biasa saya (dan teman-teman) masuk kesini melalui 'jalur gang' sehingga mampu melewati pos penjagaan. Dan kemarin, karena tujuan naik lagi (Cemoro Sewu) maka lewat saja. Toh kalaupun masuk ke lokasi wisata sarangan, akan ada pintu pemeriksaan lagi (yang bisa 'jalur gang' juga - awas, hanya untuk Magetan asli!).

Sekilas dari arah jalan ke Cemoro Sewu, terlihat Telaga Sarangan yang sudah 'tidak perawan'' lagi karena banyak dikelilingi bangunan-bangunan, mulai pasar tiban hingga hotel.






Naik terus, terdapat jalan yang menghubungkan antara Sarangan (Magetan) dan Tawamangu (Karanganyar). Jalanan ini mempunyai gradien tinggi, dan sangat menyusahkan bagi pengendara yang kurang berpengalaman (3 mobil pada hari itu mogok!). Semoga gambar di samping bisa menunjukan bahwa jalan ini benar-benar naik terjal (bahkan mungkin hingga 45 derajat), dan berbelok tajam. Dan saya pun pernah tersungkur dulu, saat menuruni jalan di Tawamangu menuju Jogja.

Karena alasan terjal-tajam serta sempit itulah, Pemda Magetan sejak beberapa tahun lalu menggagas proyek jalan tembus yang lebih smooth. Rencananya, jalan tembus (berawal dari sebelum main gate Sarangan sampai Cemoro Sewu) ini selesai pembangunannya agustus 2007 ini (tampaknya akan molor). Dengan jalan ini, maka Solo-Madiun yang biasa 2 jam bisa 'hanya' 1 jam-an. Ceritanya 'bermimpi' seperti puncak, Bogor (semoga jadi memacu pertumbuhan ekonomi Magetan).

Kemudian tibalah di Cemoro Sewu, sebuah desa yang masuk wilayah Magetan, dimana Cemoro Sewu (bahasa jawa, yang arti 'melayu'-nya: Seribu Cemara) ini adalah titik pendakian menuju puncak lawu. Gambar disamping adalah gerbang menuju track puncak lawu.




Disini, udaranya sangat dingin. Saat itu, Jam 11 siang namun kabut tak menghalangi untuk menyelimuti Cemoro Sewu. Saya dengan 'jaket ospek' masih merasa sangat kedinginan dengan suhu udara yang mungkin sekitar 18 derajat celcius.





Ada beberapa kedai disana, yang menyajikan makanan khas wisata gunung, semisal jagung bakar, sate kelinci (katanya ada yang monyet?) dan pastinya minuman hangat. Cukup ramai juga hari itu. Tapi saya tidak menyempatkan duduk, karena garing kalau mampir sendirian.




Dan untuk memenuhi 'kangen' para mas/mbak alumni SMU kami tercinta (SMU 1 Magetan), maka saya sempatkan mengambil gambar gerbang depannya, yang persis menghadap jalan raya Magetan-Sarangan (jadi jangan salahkan kalau anak SMU sering 'naik').




Terakhir, ini adalah sajian gethuk pisang (ada campuran ketela juga) yang ditaburi kelapa serut diatasnya, plus segelas dawet. Menu khas ini bisa ditemukan di perempatan Tawang (saya lupa nama jalan-nya). Sekalipun sederhana dan lumayan murah (2500 untuk gethuk dan 1500 untuk dawetnya), tapi sepertinya akan potensial jika sajian seperti ini dibawa ke kota besar (?).


Bagaimanapun juga, 'kampung halaman' memang selalu membuat kita rindu untuk mengunjunginya.
Saranga

22 comments:

Anonymous said...

Duhh asyiiknya...jadi nostalgia. Kalau tak salah, nama danau sebelum telaga Sarangan, Tlogo Wurung.....disini pamali pacaran...karena bisa putus dari pacar.

Masih banyakkah durian dipinggir telaga Sarangan? Saya pernah naik dari Tawangmangu ke Telaga Sarangan, jalan berkelok-kelok...hawanya segaaar.

Ngomong-ngomong, Magetan terkenal dengan kerajinan kulit nya...masihkah? Dulu orang Madiun, kalau belanja koper, tas kulit ke Magetan.

Trian TI ITB 02 ya? Berarti kenal anak bungsuku ya.Juga kenal Malik, Anto (TI ITB 01)?

agung said...

Hue he he
Contoh penduduk lokal yang punya kebiasaan mematikan potensi lokal..
Mbayar tho le le..
Kapan maju ne' ra mbayar2

Kearifan lokal + produk lokal = kunci kesuksesan bangsa =D

Anonymous said...

gak ada komen..
cuma ingin kamera digital.. :)

Anonymous said...

Wah..saya jadi kangen...
sama
Magelang

Anonymous said...

mau ganti profesi ya mas trian? jadi host jejak petualang atau mau nggantiin mas bondan winarno?

Anonymous said...

hare gene masih pake jaket TPB?
punyaku udah entah raib ke mana...

pyuriko said...

Waahhh, senangnya yg bisa mudik ke kampung halaman....

Beni Suryadi said...

Bagaimanapun juga, 'kampung halaman' memang selalu membuat kita rindu untuk mengunjunginya


hahaa, sepakat Bos..
mangkanya ane besok mo cabut pulang kampuang dulu semingguan

dah berapa tahun ga pulang soalnye, hehehehe

btw photo nya kurang tuh bos..photo geulis nya..hahaha
pis bos =p

btw : kelar dari tempat sukma, kita di tempat ente aja..Magetan...gimana?
Gung, setuju kan?

miff said...

wah, mas trian dgn kamdignya mulai beraksi...kok fotone dhewean trus pak?...hehehehe

Anonymous said...

Waduh, jadi kangen juga nih ama kampung halaman.....
Salam dari ku alumni SMUNSA 99

sigit hardiyanto said...

Senengane koq gratisan jo jo!!!!

Anonymous said...

Wah bagus juga routenya, btw kalo pake bus 3/4 bisa lewat nggak mas? aku pengen bawa rombongan 20 orang pake bus 3/4 lewat jalur tawangmangu - magetan, mohon infonya, thanks

Trian Hendro A. said...

Bis 3/4, bisa tapi akan berat mas. yang biasa lewat sana Elf atau Mitsubishi L300.

apalagi sopir yangbelum pernah, saran saya bis jangan lewat sana. rute antara tawamangu-sarangan yang curam, terjal.

selamat menikmai sarangan :)

Anonymous said...

iseng iseng click search engine for sma 1 magetan.. upss i guess now is SMU.
lulus dari sana tahun 1993 !! wow
masih ingat Pak Fx Suluh Sujudi.
anyway ada yang oom atau tantenya lulus tahun 1993 nggak ya?

aditya said...

Pak siapa yang bikin blok kok jelek sekali saya aditia ( argula ) batam

aditya said...

Bagai mana jika saya mau bantu bikin blok yang bagus

Pakdhe Arik said...

salam kenal suhu trian...........
ane kmrn ngerolll artikel ente
abis bahan tuk nulis

ane mo minta tlng blog ane ini kurang apa yach????

http://hotelarika.wordpress.com

sukron matur thank you

Az'zahra Kinanthi Gadise Leksono said...

Salam Setia Indonesia ...http://zhorenk.blogspot.com/

Anonymous said...

Aku blogger Magetan, salam kenal...8-)

Anonymous said...

Salam...
saya bangga menjadi orang Magetan
Indah
Sejuk
Nyaman
Beriman
Jarang terjadi bencana
dan Serba ada,
sehingga saya dapat membuat blog yang berjudul http://blog-gres.blogspot.com
dan mengunjungi blog ini

Unknown said...

Tukeran link dg blogger Magetan mau g?

pyc60cell said...

salam sejahtera