Lalu hal yang bisa dilakukan adalah memulai dengan berpikir positif, membuka pikiran selebar-lebarnya sehingga semakin banyak hal-hal baru yang masuk di pikiran. Karena semua ilmu pada dasarnya adalah baik, dan bermanfaat untuk manusia.
Berpikir tertutup dengan tetap memegang dasar pendidikan yang artinya tidak merelakan adanya ilmu baru bisa diangggap sebagai orang yang egois terhadap ilmu. Tapi sekali lagi, semua butuh waktu. Tidak semudah membalik telapak tangan.
Untuk lebih mudahnya, bisa digunakan dua konsep antara harapan dan ketakutan. Berharap bahwa semuanya untuk masa depan, mencapai tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Sedangkan ketakutan kehilangan semua yang sudah di depan mata, menyesal, dan akhirnya harus memulai perjuangan hidup baru lagi.
***
Sudah lima bulan ini, saya mempelajari hal-hal baru tentang oil and gas. Bukan sebagai background saya sebagai seorang industrial engineer, tapi bener-benar dididik untuk bisa menjadi seorang petroleum engineer. Dibandingkan dengan track records pekerjaan sebelumnya, trainee ini tentu saja sangat berbeda secara keilmuan.
Setelah melalui tahap pembelajaran termasuk pengamatan di sebuah lapangan minyak, sedikit demi sedikit mulai tergambar sebuah gambaran lengkap kompetensi technical dalam oil and gas. Dimana secara umum, petroleum engineering terbagi dalam empat bidang kompetensi khusus, yang sangat dekat pembagian tugasnya dengan kondisi oil dan gas mulai di dalam sumur hingga sampai di sales point.
Satu, reservoir engineering (reservoir). Reservoir bertanggung jawab terhadap reservoir (batuan yang mengandung cadangan oil dan gas). Secara singkat, seorang reservoir engineer akan menghitung cadangan dan properties dari oil atau gas tersebut. Dengan peran seorang reservoir engineer, bisa ditentukan produksi sebaiknya dilakukan dengan rate berapa, bertahan berapa lama, lalu kemudian dilakukan enhanced oil recovery (sebuah tahap meningkatkan performa sumur).
Kedua, drilling engineering (drilling). Drilling bertugas melakukan pengeboran ke target depth untuk sebuah sumur eksplorasi (baru untuk mancari oil and gas), atau development wells. Seorang drilling engineer termasuk bagian dalam pekerjaan yang sangat kritis. Dengan melihat apa yang terjadi di Brantas Sidoarjo oleh Lapindo, maka sedemikian kritisnya pekerjaan drilling ini. Masuk ke bagian drilling ini juga operasional treatment yang dilakukan terhadap existing wells yang masuk dalam pekerjaan work over atau well services.
Ketiga, production engineering (production) atau biasa dikenal juga subsurface. Setelah lobang sumur selesai dibor dan oil terbukti ada, maka tugas production lah untuk mengangkat sumur dari resorvoir lalu dialirkan ke stasiun. Pengaliran oil dan gas ini termasuk juga teknik yang dilakukan untuk bisa memproduksi sumur yang bertekanan rendah sehingga dibutuhkan sebuah artificial lift. Artifcial lift ini contohnya berupa gas lift, rod pump (pompa angguk yang sangat khas di oil), atau submersible pump.
Keempat, surface fecilties engineering (surface). Setelah sampai di stasiun, maka oil and gas diolah lanjut. Stasiun disini bukanlah stasiun untuk pengolahan minyak (refinery). Stasiun ini hanya untuk mengolah untuk memenuhi kriteria dari sales. Kriteria ini misal dari aspek water content, salt content, endapan sedimen, dan tekanan uapnya. Jika reservoir setiap saat berhubungan dengan hal-hal di bawah sana yang tidak terlihat, maka surface ini sangat terlihat jelas karena bertanggung jawab pada alat-alat di permukaan dari stasiun hingga pipeline ke sales point.
Sebenarnya ada lagi satu bagian yang tidak dimasukan dalam bagian engineering namun sangat penting, terutama dalam eksplorasi minyak-gas, yaitu bidang geology and geophisic (geoscience). Bidang ini sangat terkait erat dengan batuan, hal di bawah tanah yang sangat interpretatif. Sedangkan engineering ‘bekerja’ setelah oil dan gas terbukti ditemukan (proven). Interface antara geoscience dan engineering adalah reservoir.
***
Orang boleh bilang bahwa oil and gas adalah industri yang paling attraktif dan ‘menjanjikan’. Kebutuhan engineers baru disana selalu ada setiap waktu, dalam tahun hingga mingguan! Untuk masuk kesana pun, tidak hanya dibutuhkan tekad mendapatkan ‘sesuatu yang lebih’ karena itu pun harus dibayar dengan kompetensi yang sangat spesifik pula.
Dan untuk bisa eksis dalam sebuah bidang industri, maka harus masuk dalam core-bussiness nya. Jika masuk industri telekomunikasi, maka orang yang tau telco lah yang bisa ‘menguasai’ bisnis tersebut. Sedangkan di oil and gas, maka orang petroleum (plus suplemen manajerial) lah yang akan bisa eksis disana.
Jadi sekarang, tidak masalah buat saya untuk ‘banting setir’ menjadi seorang (new) petroleum engineer. Di perusahaan yang proud of Indonesia senantiasa dihembuskan sehingga masih bisa proporsional dalam idealis bekerja, maka mencari ilmu baru in ‘a most wanted industry’ menjadi hal yang menantang untuk belajar dan belajar.
Saatnya bekerja, menyelesaikan masa trainee ini sebaik-baiknya. Do’akan saya, terima kasih. :)
*Blogging from SMB II, South Sumatra