Tulisan bernada peringatan diatas saya temukan di Rumah Sakit Umum Hasan Sadikin (RSHS), Bandung. Menggelitik, dan unik. Seberapa pentingkah latar belakangnya sehingga 'peringatan' diatas muncul di sebuah lorong masuk pintu masuk utama bangunan lama RSHS? Apakah mungkin, orang pergi ke RS tanpa sebuah perlu diluar kesehatan, atau bahkan iseng?
Rumah Sakit (RS), adalah tempat banyak manusia datang untuk berobat. atau secara umum, berurusan dengan kesehatan. tidak pandang bulu, mulai bayi sampai kakek/nenek yang berumur. di RS, pemandangan 'memilukan' akan banyak kita dapatkan. tangis bayi, jeritan orang, wajah menahan sakit, pandangan yang sendu, tangis dari para pasien atau keluarganya. dan di sisi lain, (normalnya) selalu ada wajah sejuk para perawat, dokter atau petugas RS.
Berkunjung ke RS, terutama sebagai orang sehat, akan mengingatkan bahwa kesehatan adalah nikmat yang sangat besar, yang jarang disadari (sama halnya dengan nikmat waktu). sebagai orang yang sehat atau orang yang masih diberikan hidup sekalipun sakit, nikmat itu tentunya harus disyukuri. ditambah pula biaya kesehatan di RS tidak bisa dikatakan murah sekarang ini.
Nikmat hidup, itulah salah satu dari yang apa dipetuahkan Luqman untuk senantiasa menghidupkan nuansa syukur dalam kehidupan. Untuk menghidupkan hati syukur tersebut, Luqman menasehatkan untuk rajin berziarah kubur, mengunjungi orang yang miskin, dan menjenguk orang sakit (CMIIW).
Nah.., jika dikaitkan antara nasehat itu dengan tulisan di RSHS diatas, maka sebenarnya mengunjungi RS adalah sebuah 'kebutuhan' bagi semua manusia yang ingin menghadirkan rasa syukur pada Pencipta. jadi, ada keperluan untuk mengunjungi orang sakit. dan, RS mungkin tempat yang relatif lebih nyaman jika dibandingkan dengan slum area, atau kuburan (sekalipun di San Diego Hills, Karawang).
Ditambah lagi dalam dunia layar kaca kita, bahwa para perawat, dokter baik laki-laki maupun perempuan di RS selalu digambarkan dengan stereotip baik, ramah dan 'good looking'. ini memang 'side effect', tapi jika saat side effect membuat kita menjadi lebih nyaman, maka side effect itu pun kemudian manjadi salah satu faktor pendorong yang kuat.
Jadi, datang ke RS karena alasan kesehatan pribadi atau mengunjungi kerabat yang sakit disana secara langsung atau tidak langsung akan menimbulkan kesadaran dan bersyukur akan nikmat kesehatan yang luar biasa dari Sang Khaliq. lalu jika 'perhiasan dunia' yang (tidak sengaja) terlihat dan ikut terlibat disana, anggap saja sebagai selingan pemanis kehidupan. pun tidak dilarang juga dalam agama untuk menuju akhirat dengan tidak meninggalkan kehidupan dunia (betul?).
Dan tidak ada hubungan pasti serta jelas, antara pasien yang sudah tercatat resmi di sebuah RS tertentu dengan alasan mengapa lebih suka ke RS tersebut di tengah banyaknya RS di sebuah kota besar. atau jangan-jangan, mungkin karena adanya 'side effect' tertentu sehingga hal itu bisa terjadi.
Bagaimanapun itu, memang sebaiknya jangan mengunjungi rumah sakit bila tidak perlu, bukan begitu?