Hari pertama mencari kos di sekitar perum, aku langsung menuju rumahnya seperti kata teman. Pak Kusno, demikian dia biasa disapa. Usianya mungkin belum 40 tahun, dilihat dari posturnya. Dan aku berterima kasih banyak kepadanya. Di hari minggu, hampir 2 bulan lalu itu, dia menerimaku di rumahnya.
Aku datang dengan sepeda motor bersama tas tenteng besar berisi baju. Siang sekitar jam 12.30, aku masih ingat itu. Dipersilahkan duduk, diberi minum dingin (aku yang minta setelah ditawarkan hangat atau dingin) dan diajak makan siang. Untuk pertama dan kedua itu sudah biasa. Untuk yang terakhir, aku benar-benar tersanjung.
Lalu dia menelepon beberapa tetangga yang punya rumah kos-kosan dan langsung mengantarkannya untuk menengoknya. Tidak lama, setelah 2 kali melihat sehingga ada perbandingan, maka aku pun memilih dan kembali ke rumahnya mengambil tasku disana. Sebelum saya pergi, ditawari lagi, “kalau mau nanti malam kesini lagi. Banyak sprei yang bisa dipakai dan sekalian makan malam juga.“ Ya..memang kamar kos itu hanya menyediakan tempat tidur, kasur dan bantal tanpa sprei. Aku bilang singkat, “InsyaAllah“.
Sorenya aku putuskan untuk membeli sendiri sprei, sekalian dispenser dan galon aqua. Air, itu yang ada di pikiran untuk dimiliki dulu seperti api dalam hutan. Setelah maghrib di masjid, aku mampir ke rumahnya dan menemukan suaranya dalam bacaan Al-Qur’an. Aku menganggu? Ah, sebentar saja pikirku. Aku mengucap salam dan biasa diterima hangat. Aku sampaikan terima kasih hari ini, dan sudah tidak perlu spreinya serta sudah makan di warung di pinggir jalan. Lega. Lalu beliau bercerita tentang kondisi perusahaan.
Beberapa hari berlalu dan oleh satu sebab pekerjaan kami bertemu tempat kerja. Seputar pekerjaan, wilayah tanggung jawabnya dan “nasib“nya yang sudah 6 bulan menggantung sebagai acting machining supervisor, supervisor ad interim sampai ada supervisor yang resmi yang vacant. Kabarnya sedang dicari dari luar yang S1 dan lebih kompeten, dan itu sudah berlangsung lama. Pendidikan dia Diploma. Tapi sudah 6 bulan, biasanya acting hanya 3 bulan. Dan Pak Kusno sudah bekerja sejak perusahaan ini berdiri. Maka dalam hati, aku bermaksud akan menanyakannya ke board suatu hari.
Hari kamis, 25 Januari 2007, disebarkan via mail sebuah internal memo pengangkatan Kusno Baryadi sebagai machining supervisor per 1 Februari 2007. Aku buru-buru mengangkat gagang telepon, tapi tak ada yang mengangkat. Mungkin sedang di shop pikirku. Kucoba 1 jam lagi, 3 jam lagi. Nihil.
Sambil berangkat ashar, sengaja aku mampir ke tempatnya. Kosong. Aku cari pandang di shop, dia ada dan melihatku lalu dengan semangat datang menghampiri. Segera kuulurkan tangan menjabat, dia menyambut dengan wajah yang sangat ceria. “congrats Pak Kusno, it’s best day you ever had” kataku. “Thank You mas trian. Ya..best day, “ jawabnya sambil tersenyum puas. Kemudian, “jangan-jangan mas trian manas-manasin BOD nih?”. Aku tersenyum. Ah.., itu sudah waktunya pak kusno, dalam hati aku menjawab.
Belum sebulan lalu dalam sebuah kesempatan makan siang dengan salah satu board, kami berdiskusi hangat mulai dari ITB (sesama alumni), pengalamanku di pelayaran kebangsaan, hobi dan tentu perusahaan. Tentang perusahaan, salah satunya adalah flexibel organization, beliau MBA jadi nyambung dengan teori organisasi. Satu sisi bagus (human centered design), but no fixed structure. Lalu ke Pak Kusno, dengan 6 bulan-nya. Sekalipun “diskusi” itu aku rasakan mengambang, setidaknya aku sudah sampaikan, with my totally discussion styles.
Dan tanggal 1 Februari nanti, Pak Kusno akan resmi menjadi machining supervisor. Sabtu lalu, baliau sengaja masuk untuk membereskan tempat kerja yang sudah pasti miliknya, dan aku sempat menyambanginya. Dikeluarkannya seragam shop sambil tersenyum bercanda, “ini tidak akan saya pakai lagi mas trian”. Ya.. Pak Kusno, absolutely. it’s your time!
Aku datang dengan sepeda motor bersama tas tenteng besar berisi baju. Siang sekitar jam 12.30, aku masih ingat itu. Dipersilahkan duduk, diberi minum dingin (aku yang minta setelah ditawarkan hangat atau dingin) dan diajak makan siang. Untuk pertama dan kedua itu sudah biasa. Untuk yang terakhir, aku benar-benar tersanjung.
Lalu dia menelepon beberapa tetangga yang punya rumah kos-kosan dan langsung mengantarkannya untuk menengoknya. Tidak lama, setelah 2 kali melihat sehingga ada perbandingan, maka aku pun memilih dan kembali ke rumahnya mengambil tasku disana. Sebelum saya pergi, ditawari lagi, “kalau mau nanti malam kesini lagi. Banyak sprei yang bisa dipakai dan sekalian makan malam juga.“ Ya..memang kamar kos itu hanya menyediakan tempat tidur, kasur dan bantal tanpa sprei. Aku bilang singkat, “InsyaAllah“.
Sorenya aku putuskan untuk membeli sendiri sprei, sekalian dispenser dan galon aqua. Air, itu yang ada di pikiran untuk dimiliki dulu seperti api dalam hutan. Setelah maghrib di masjid, aku mampir ke rumahnya dan menemukan suaranya dalam bacaan Al-Qur’an. Aku menganggu? Ah, sebentar saja pikirku. Aku mengucap salam dan biasa diterima hangat. Aku sampaikan terima kasih hari ini, dan sudah tidak perlu spreinya serta sudah makan di warung di pinggir jalan. Lega. Lalu beliau bercerita tentang kondisi perusahaan.
Beberapa hari berlalu dan oleh satu sebab pekerjaan kami bertemu tempat kerja. Seputar pekerjaan, wilayah tanggung jawabnya dan “nasib“nya yang sudah 6 bulan menggantung sebagai acting machining supervisor, supervisor ad interim sampai ada supervisor yang resmi yang vacant. Kabarnya sedang dicari dari luar yang S1 dan lebih kompeten, dan itu sudah berlangsung lama. Pendidikan dia Diploma. Tapi sudah 6 bulan, biasanya acting hanya 3 bulan. Dan Pak Kusno sudah bekerja sejak perusahaan ini berdiri. Maka dalam hati, aku bermaksud akan menanyakannya ke board suatu hari.
Hari kamis, 25 Januari 2007, disebarkan via mail sebuah internal memo pengangkatan Kusno Baryadi sebagai machining supervisor per 1 Februari 2007. Aku buru-buru mengangkat gagang telepon, tapi tak ada yang mengangkat. Mungkin sedang di shop pikirku. Kucoba 1 jam lagi, 3 jam lagi. Nihil.
Sambil berangkat ashar, sengaja aku mampir ke tempatnya. Kosong. Aku cari pandang di shop, dia ada dan melihatku lalu dengan semangat datang menghampiri. Segera kuulurkan tangan menjabat, dia menyambut dengan wajah yang sangat ceria. “congrats Pak Kusno, it’s best day you ever had” kataku. “Thank You mas trian. Ya..best day, “ jawabnya sambil tersenyum puas. Kemudian, “jangan-jangan mas trian manas-manasin BOD nih?”. Aku tersenyum. Ah.., itu sudah waktunya pak kusno, dalam hati aku menjawab.
Belum sebulan lalu dalam sebuah kesempatan makan siang dengan salah satu board, kami berdiskusi hangat mulai dari ITB (sesama alumni), pengalamanku di pelayaran kebangsaan, hobi dan tentu perusahaan. Tentang perusahaan, salah satunya adalah flexibel organization, beliau MBA jadi nyambung dengan teori organisasi. Satu sisi bagus (human centered design), but no fixed structure. Lalu ke Pak Kusno, dengan 6 bulan-nya. Sekalipun “diskusi” itu aku rasakan mengambang, setidaknya aku sudah sampaikan, with my totally discussion styles.
Dan tanggal 1 Februari nanti, Pak Kusno akan resmi menjadi machining supervisor. Sabtu lalu, baliau sengaja masuk untuk membereskan tempat kerja yang sudah pasti miliknya, dan aku sempat menyambanginya. Dikeluarkannya seragam shop sambil tersenyum bercanda, “ini tidak akan saya pakai lagi mas trian”. Ya.. Pak Kusno, absolutely. it’s your time!
5 comments:
is that right that hickham seems like itb minded? [rumors said so :p]
objectively,
how is management behaviour in there?
are they profesional enough?
does the staff placement representing "the right man on the right place"?
i found that you're blogging time is in the working time , is it ok with your boss?
or it represents that hickham's internal control is weak?
or it's already hickham's culture? :p
sorry dude, no hard feeling ok?
i found your "dangerous" quotes here:
"orang yang paling bahagia dan paling sukses adalah mereka yang ringan kaki,yang berhasrat mempelajari cara-cara baru,yang menyesuaikan diri dengan sistem baru.ketika orang lain membuat mereka frustasi dan mereka melihat bahwa orang-orang ini tidak akan berubah,mereka menerima orang-orang itu seperti apa adanya dan bersikap santai."
fiuuhhh..whatta bloody apathetic!
jika cara baru, lingkungan baru, sistem baru tidak baik dan banyak madlaratnya, pilihannya cuma 2: terbawa sistem dan menjadi manusia yang banyak madlaratnya juga, atau menjadi orang yang peduli dan berusaha ikut memperbaiki.
but if you're not tough enough there always an exit door :D
well, once again no hard feeling man. you're young man who juz starts to build career, exploring chance of life.
be wiser, and get down to earth
above the sky there always skies up there
and above of all there is the one and only the mighty: Alloh SWT
no sulzer-ers, no itb-ers
have a nice day!
tks a lot man, i like your statements..
and, you're exactly right. be wiser and always skies up, with Allah.
btw, you'll see what i like to do in next few days. unfortunately, i don't know who you are, thus i can share with you furthermore.
anyway, tks.
have a nice day for you too! :)
i like to be anonymous. i'm comfort with that.
it makes me free to express my thoughts (skeptical one :p), my hell ideas, or anything i want to write.
so, your reply comment still don't answer my questions in the previous comment.
or it shows that i'm correct, then you're stuck, too ashamed to convince it? :p
ok, mr anonymous.
i just wanna let you know, i have resigned from that company just a few days ago. i don't need to confirm or respond your question above, you might have your own angle and there, in sulzer, they have their angle too.
and that's not so fair, if we like to compare apple to apple. ok, be wise dude..
have nice days! :)
we can compare between raw apple, good apple, and the rotten one. so be realistic man..
btw, congratulation for your resignation!
Post a Comment