Wednesday, May 07, 2008

Belajar Investasi

Apa yang diharapkan dalam sebuah investasi? Return, bagi hasil atau laba. Sebagaimana diketahui bersama bahwa mengandalkan model konvesional mengelola keuangan dalam bentuk tabungan hanya akan mengurangi nilai dari tabungan itu sendiri, karena tidak seimbangnya tingkat bunga (bagi hasil) tabungan dengan inflasi. Oleh karenanya, investasi lah jawabannya.

Namun investasi bukanlah tindakan sporadis alias tergesa-gesa. Investasi adalah tahap selanjutnya dalam pengelolaan kekayaan. Setelah kita berhasil dengan baik dalam mengelola keuangan, barulah kita belajar untuk sedikit demi sedikit untuk mulai berinvestasi.

Secara teori, portoflio investasi kita harus bisa terbagi dalam tiga kategori; investasi jangka panjang, menangah atau pendek. Mengetahui tujuan investai beserta resikonya lalu mengalokasikannya dalam kategori yang tepat adalah lebih dari separuh keberhasilan dalam berinvestasi.

Investasi jangka panjang
Dengan jangka minimal 5 tahun, maka beberapa pilihan investasi yang mungkin adalah rumah, emas, tanah, asuransi, saham atau reksadana.

Untuk reksadana, ada baiknya menjatuhkan pilihan kepada reksadana saham disebabkan nilai masa depan yang akan bertambah. Karena secara terori, perekonomian diharapkan akan semakin baik di masa depan (termasuk kondisi perusahaan yang tercermin dari nilai sahamnya), sehingga reksadana saham pun prospektif untuk tipe jangka panjang. Selain itu, tingkat fluktuatif yang tinggi dari saham (day per day) namun secara kecenderungan akan tetap naik.

Jika memungkinkan dan berani mengambil resiko, jatuhkan opsi pada saham sekalian (bukan hanya via reksadana). Targetnya jelas, minimal 5 tahun. Prakteknya, pilih seksama reksadana (atau saham) yang prospektif, beli dan lupakan investasi yang baru saja dilakukan!

Untuk asuransi, jangan sampai terjebak dengan iming-iming mendapatkan claim yang besar, apalagi jika kita sudah tercover dalam asuransi di kantor. Kuncinya harus cerdas dalam memilih asuransi, tidak termakan bujukan asuransi sehingga terjadi dualisme asuransi berjalan yang mubazir. Sebisa mungkin pisahkan antara urusan asuransi dengan investasi (karena banyak yang menawarkan asuransi sekaligus investasi), supaya fokus sesuai dengan tujuan masing-masing.

Hasil setelah periode, bisa ditujukan untuk pendidikan anak, upgrading rumah, kendaraan, atau memberbesar skala usaha.

Investasi jangka menengah
Dengan jangka antara 1 hingga 5 tahun, maka beberapa pilihan investasi yang mungkin adalah emas, asuransi, atau reksadana.

Untuk reksadana, pilihan bisa jatuh pada reksadana jenis campuran. Dengan tingkat resiko yang lebih kecil dari reksadana saham (pastinya return yang lebih kecil juga), namun tingkat fluktuatif nya tidak sedramatis reksadana saham. Opsi campuran bisa disesuaikan sesuai dengan profil resiko yang ingin di ambil. Misal, untuk yang lebih berat ke high risk high return maka porsi reksadan saham yang dominan. Untuk yang bertipe konservatif, maka opsi pendapatan tetap (obligasi) yang dominan.

Pilihannya jelas, dengan jangka yang menengah maka return yang diharapkan juga jangan terlalu tinggi. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan nilai (manfaat) dari keuangan kita dibandingkan hanya di tabungan. Hasilnya, bisa ditujukan untuk membeli rumah atau kendaraan pertama, rencana pendidikan pasca sarjana atau tambahan modal usaha baru sebelum mengundurkan diri dari perusahaan.

Investasi jangka pendek
Dengan jangka maksimal 1 tahun, maka pilihan investasi yang mungkin adalah deposito atau reksadana.

Apa tujuan hasil investasi model seperti ini? Misal untuk menikah, beli rumah atau kendaraan yang direncanakan tahun depan. Sesuai dengan time bound 1 tahun, maka tujuan investasi ini untuk mendapatkan return setidaknya lebih besar dibandingkan tabungan konvensional. Sehingga sekalipun tergerus inflasi, tidak besar. Atau sebisa mungkin menjaga nilai return di atas sedikit dari prediksi inflasi.

Untuk reksadana, pilihannya jatuh ke reksadana pendapatan tetap. Sesuai dengan namanya, obyek dari reksadana ini adalah surat utang atau obligasi yang berpendapatan tetap dimana kisaran tipis di atas rata-rata inflasi (6% per tahun).

Untuk deposito, pilihannya daripada mandeg di tabungan biasa yang return-nya minimalis. Makanya, kita pun harus jeli menghitung profil deposito. Dan berdasarkan pengalaman, profil deposito di bank syariah secara umum masih lebih tinggi return-nya dibandingkan bank konvesional.

Selain pertimbangan waktu diatas, ada satu pertimbangan lagi yang sebaiknya digunakan dalam berinvestasi, yaitu moral investasi. Maksudnya, tidak tamak (greedy) dalam berinvestasi dan tetap memegang norma. Baik lewat jalur amal kepada yang membutuhkan atau pilihan investasi dengan perangkat syariah. Return tinggi memang tujuan, tapi keberkahan dalam investasi adalah priceless.

Sekali lagi, mengetahui tujuan investai beserta resikonya lalu mengalokasikannya dalam kategori yang tepat adalah lebih dari separuh keberhasilan dalam berinvestasi.

Satu kunci terakhir untuk investasi, berani. Berani mengambil keputusan beserta resikonya. Selamat berinvestasi.

10 comments:

Anonymous said...

Saya setuju bahwa investasi memang jalan satu-satunya.

Anonymous said...

hmm, jadi keinget pembahasan GBHP kabinet 0809 bidang keuangan. ada anak yang bahas ttg investasi mpe senator yang laen ikut mabok.. hehe, ternyata tergantung gimana ngebahasainnya..

saya link ya blognya. nuhun

noerce said...

Klo bhsnya rada "berat" jd lieur...he2 ^_^

Asal tdk berprinsip kapitalis aza yach?(-biaya skecil2-nya untung sgede-gedenya-)...Klo investasi bisa trus di putar, dr pd diam, lebih byk manfaatnya tentu..^_^

Trian Hendro A. said...

#Forum: investasi (mungkin) satu2nya, namun harus dengan cara yang baik pula kan?

#dian: ya.. begitulah dunia kata :).

#Mbak Nur: sip, tujuan untuk manfaat yang sebesar-besarnya.

Anonymous said...

Reksadana ada di tiga-tiganya..?Karena apa hayooo..?

Ada satu lagi yang juga menarik: franchise...

*Jadi kapan keputusan untuk investasi dalam "generasi penerus" dan segera mencari "menteri keuangan"nya?

Anonymous said...

kalau investasi suami atau istri tidak di bahas? =D

Anonymous said...

#Abi: reksadana banyak muncul karena banyak ragamnya sehingga bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
"menteri keuangan"?wah,bisa jadi beliau jadi kalah canggih dalam financial planning :p

#Amir: maksudnya apa mir? =D

Anonymous said...

kira2 berapa ya persentase yang sebaiknya dialokasikan untuk investasi jangka pendek, menengah, dan panjang?

salam kenal

Anonymous said...

Mulailah berinvestasi untuk masa depan....

Unknown said...

Jika anda secara SERIUS tertarik untuk belajar mengenai bagaimana
berinvestasi saham dan berbisnis seperti para 'guru' melalui
buku-buku/ Video / MP3 ini seperti:

* benjamin graham : graham newman fund
* phillip fisher
* warren buffett : berkshire hathaway
* peter lynch : fidelity magellan
* joel greenblatt : gotham capital
* seth klarman : baupost group
* mohnish pabrai : pabrai fund
* john templeton : templeton fund
* tweedy browne : tweedy browne
* george soros : soros quantum fund
* dan value oriented fund manager lainnya


silahkan kunjungi situs: http://gudangilmuinvestasi.blogspot.com


daripada menghabiskan waktu, biaya, dan tenaga untuk mencarinya
selain itu didalamnya topiknya sangat beragam dan terstruktur sehingga
anda tidak perlu pusing lagi mengkategorikannya, seperti :

* accounting financial valuation
* value investing
* banking
* basic stocks and investing
* behavioural finance
* business competition
* corporate value
* dividend investing
* economics : keynes, adam smith
* fix investment
* general investing topics
* growth investing
* hedge fund
* index investing
* market history
* math and probability
* mutual fund / reksadana
* portfolio management
* real estate / REIT
* risk management
* special situation investing
* speculation
* trading


Attn : hanya untuk investor yang SERIUS !

TERBAIK, TERLENGKAP, DAN TERPERCAYA!

cheers
learning only from the best !
http://gudangilmuinvestasi.blogspot.com