Dalam puisi Perempuan!, beberapa komentar mempertanyakan atas landasan apakah saya membuat puisi tersebut? Kenapa seperti ini atau itu, dll. Dan bukan lantaran komen-komen tersebut, perlu juga rasanya sedikit berbagi bagaimana saya menelurkan kata dan bait dalam puisi itu.
Yang penting disampaikan, bahwa kata-kata dalam puisi itu diinspirasi oleh beberapa buku atau bacaan. Dan yang paling ’berpengaruh’ terhadapnya, adalah dua buah buku.
Sudah sangat jelas dicantumkan di bagian bawah setelah isi puisi, bahwa kata mengerikan diinspirasi oleh Pramoedya Ananta Toer dalam roman Gadis Pantai (GP, 2005-Lentera Dipantara). Dalam sebuah blog teman yang mengulas tentang roman tersebut, saya pernah berkomentar bahwa dari roman itu saya mendapatkan inspirasi kata mengerikan.
Dalam GP, tokoh utama -seorang gadis pantai yang dijadikan ’pemuas’ bangsawan jawa, lalu dicampakan, mengatakan kepada bapaknya (bisa mudah dibaca di blurb, review cover belakang), ”Mengerikan bapak, mengerikan kehidupan priyayi ini..”
Kemudian saya dapatkan kalimat inspirasi untuk puisi,
Mengerikan, mengerikan sekali perempuan itu
Yang kedua, Ali dan Nino, sebuah novel Kurban Said yang pertama kali diterbitkan 1937 berlatar di tepian Uni Soviet (2004-Serambi). Secara umum, novel ini bercerita seperti halnya kisah klasik Romeo-Juliet. Namun yang ’unik’ di dalamnya, Ali adalah Muslim sedangkan Nino seorang Kristen. Ali lebih mewakili seorang Asia, sedang Nino lebih memiliki kepekaan Eropa. Mereka memadu kasih di sebuah daerah, dimana antara Timur dan Barat bertemu.
Dalam novel (yang membosankan) itu, Ali mendapatkan nasehat dari ayahnya tentang ’karakter’ perempuan. Diantara karakter itu adalah tidak stabil, jangan mudah dipercaya, jika seorang perempuan memberi nasehat terhadap sesuatu ialah A maka laksanakan kebalikan dari A, serta pandai mengambil hati laki-laki (beberapa lupa, karena sudah sekitar setahun lalu membacanya). Dan, seorang laki-laki diminta tidak berhubungan dengan perempuan jika dalam kondisi mempertaruhkan kehidupan ('titik kritis'), semisal dalam ujian masuk sekolah atau tes kerja.
Dan itulah yang seolah-olah menjadi bagian besar tubuh dari puisi Perempuan!. Tambahan disana-sini pasti ada, sesuai dengan emosi dan imaji si penulis puisi.
Dalam sebuah milis sastra dimana puisi Perempuan! Juga saya kirimkan, menjadi ramailah orang membicarakan puisi itu. Padahal dalam ingatan saya, satu/dua kesempatan memposting disana, selalu sepi-sepi saja. Bahkan, Pak Hasan Aspahani (HAH) langsung mengatakan tegas bahwa puisi itu adalah contoh puisi yang buruk(!).
Puisi buruk, karena sarat dengan kebencian dan emosi kepada perempuan. Dalam hal ini saya sempat ’mempertanyakan’ tentang puisi yang unik, karena beberapa waktu sebelumnya sempat ada diskusi tentang puisi unik dimana, yang kurang saya sukai, seringkali diidentikan dengan (maaf) kelamin atau yang berbau-bau ’eksotis’ dan kekerasan (atau malah vandalis?).
Lalu satu komentar yang paling dalam adalah ketika bertanya kepada si penulis puisi, ”kira-kira si penulis bisa hidup tanpa perempuan? atau tidak dilahirkan dari seorang perempuan?”. Tentu saja tidak dimaksudkan adanya puisi tersebut.
Dengan kapasitas belajar yang seadanya, memilih banyak mendengarkan 15an komentar rasa-rasanya lebih tepat. Apalagi komentator para begawan sastra yang sudah mengorbit dengan buku-bukunya. Namun, ada juga seorang yang mengucapkan terima kasih karena dengan Perempuan!, banyak ilmu bisa keluar dari Pak HAH dan lain-lainnya.
Dan setidaknya, saya belajar banyak dari sini. Dan memang manusia harus senantiasa terus belajar, dan belajar. Namun tetap, sempat mengalami masa merasa bersalah (dan bodoh!) karena mempublikasikan puisi tersebut (sudah lebih 3 bulan jadi koleksi pribadi). Dan akhirnya-meminjam sebuah judul buku Pram, saya terbakar amarah sendiri.
*Tulisan ini membahas tentang ’fisik’, sedang ’jiwa’ puisi mudah-mudahan masih ada kesempatan pada April 2008
5 comments:
Bentar, mau baca dulu puisi Perempuannya itu... :D
Apa bener isinya, menyesatkan???
maksudnya yang 'menyesatkan' bukunya mbak, dimana 'fisik' puisi diambil dari situ..
btw, tks for your visiting.
Kan yg saya baca Puisinya....
Perempuan,... mengerikan???
Hmmm,.... mungkin... kalo catwoman... mengerikan....
Perempuan bisa saja mengerikan, jika apa yang ditulis dalam puisi itu dilakukan (tak bisa dipercaya, dll).
Namun, Perempuan juga luar biasa bukan? bahkan peradaban diawali dengan sosok-sosok perempuan.
sebuah pertanyaan besar... kenapa perempuan dijadikan topik khusus di blog ini? mari kita sama2 meluruskan niat
Post a Comment