Saturday, July 12, 2008

Tidak Menulis, Tidak Personal

Sungguh tidak menyenangkan saat tidak ada kesempatan untuk menulis update blog, sibuk pekerjaan atau memang tidak disempatkan. Karena dari awal blog dibuat diikrarkan bahwa blog ini tidak boleh terlalu personal, maka update pun tidak boleh sembarangan.

Maaf, bukannya saya tidak menghargai beberapa blog yang cenderung sangan personal, yang menceritakan tentang keseharian (mirip diary online), dan hal-hal kehidupan personal yang jauh dari unsur opini membangun apalagi mencerahkan.

Apa itu saya tidak menyukai tulisan personal? Tentu saja tidak generalisasi seperti itu. Yang jelas, ada beberapa tulisan personal yang mencerahkan dan layak menjadi konsumsi misal catatan perjalanan, pengalaman menggunakan sebuah produk, atau bercita rasa seni. Tapi kalau tentang murni curahan hati, cerita ngapain aja hari ini, atau tulisan yang tidak jelas juntrungannya, duh..capee deeh.

Kalau berbicara tentang harga menghargai, maka saya akan tetap menghargai blogger tipe personal tersebut. Penghargaan tetap, tapi like or dislike berbeda tentu saja boleh bukan? Toh beberapa teman blogger saya (banyak) pun sering bertipe demikian daripada membuat tulisan pencerahan. Sesekali bisa saja membuat selingan, tapi kalau hampir semuanya personal, duh...

Entahlah, mungkin lebih mudah untuk menulis hal-hal ringan seperti itu dan yang lebih mengherankan lagi akan banyak pula orang yang komen atas tulisan tersebut. Yang lebih menyebalkan lagi, banyaknya komen di tulisan personal yang dibuat oleh para blogger lajang (laki atau perempuan). Disengaja atau tidak, maka blog akhirnya menjadi sarana jual pesona dan perhatian.

Jadi sekarang, saya pun mengalami stack menulis. Ada banyak ide, tapi karena kesibukan maka ide itu masih saja menggumpal di kepala. Lebih parah kalau terus menerus seperti ini, saya bisa tergoda menulis personal dalam kondisi stack seperti ini.

Maka daripada saya terperosot jauh, cukup tulisan ini yang menjadi selingan. Sekaligus ajakan untuk maklumat bersama;

Mari kurangi tulisan personal yang tidak mencerahkan!

Terima kasih.

16 comments:

Unknown said...

dulu, awal2 bikin blog, saya sering posting hal2 ga penting. mengalir lancar karena saya mikirnya biasa2 aja sama blog saya ini. sekarang, setelah umur blog menjadi lebih tua, saya merasa blog saya itu "spesial". jadi isinya harus yang luar biasa, harus yang spesial, harus bagus lah pokonya. akibatnya, seiring kehidupan di dunia nyata yang tidak ada spesialnya, jadilah sepi postingan.

entah mana yg bener, tapi kayanya keinginan saya tidak disertai kemampuan. jadilah sepi postingan. sekarang saya malah pengen balik lagi kaya dulu, punya pikiran kalo blog saya itu ya biasa saja. pengennya, saya ga usah pilih2 posting. biar pengunjung aja yang pilih2 baca.

tapi tidak bisa...

Anonymous said...

kadan kala yang personal justru memiliki perspektif lain lho...

Adit-bram said...

kikikikiki...

trian banget gayanya :p

ikram said...

loh ini bukannya sudah termasuk "postingan personal"? hehe.

noerce said...

he he...mgkn yg lagi cerita "personal" onlen (alias ngeblog), memilih alternatif media ini dirasa lebih efektif/baik dari pada curhat personal langsung via "darat" media lain (tlp/sms).

Positif thinking aza-Perempuan bangets yach-, he he ^_^

Trian Hendro A. said...

tulisan personal kadang memang menyenangkan,tapi jika itu tidak mencerahkan maka tidak memberikan nilai tambah :).

demi mengakomodasi tulisa personal, maka saya ganti.
Mari hentikan tulisan personal yang tidak mencerahkan!
dengan:
Mari kurangi tulisan personal yang tidak mencerahkan!

noerce said...

hhm...redaksionalnya udah tepat. Tapi scr makna, apa iyach toh, kita dapat mengekang sebuah kebebasan berekspresi?(asal tdk ada unsur Pornografi/penganjuran tindakan jahat/asusila lain).

Klo dulu awal memulai menulis, biasanya ilmu pertama yg didapat adalah tulis saja, yach, tulis saja apa yang ada difikiran (unlimit bukan jadinya?).

Bgmn klo mengedepankan saling menghormati N menghargai ata stiap bentuk ekspresi tiap orang. Krn sudut pandang ttg "personal" bisa multitafsir, (batas2-annya juga sangat2 relatif).

Toh tgjwb akan kembali ke masing2 individunya.Pencerahan bisa byk jalan, dan kadang awalannya tidak ada yg tahu datangnya dari mana,(jd panjang, diskusi gpp khan? Wallahu'alam ^_^

agung said...

hehee.. yan, yang namanya blog itu halaman pribadi orang2. jadi sebenarnya si empunya yang bertanggungjawab secara pribadi, termasuk juga di dalamnya punya kebebasan 100% dalam berekspresi, atas isi2 blognya.

ibarat pemikiran, isi blog juga engga bisa dikekang. hidup dan matinya tergantung laku engganya tulisan di blog itu.

tapi, intinya ngerti dah.. dan sepakat bahkan dua pakat kalau perlu =D

mungkin lebih tepat slogannya diganti dengan:
"mari menulis dengan bijak" ;)

Anonymous said...

sepakat mas. Kadang pusing juga harus menjadi penulis dan editor pada saat bersamaan:p.
Saya tulis curhat untuk konsumsi pribadi, terlalu personal untuk dikonsumsi orang lain. Saya bisa bebas curhat tanpa pusing dengan tanda baca, bahasa yang sopan, atau pembagian paragraf. Jadi tetap ditulis, tapi disimpan sendiri.
Yang layak posting hanya kalau ada ide yang jauh lebih besar dan menarik, sehingga sisi pribadi saya nampak kecil dan tak begitu menarik untuk diperhatikan ketimbang ide itu. Saya ingin pembaca menangkap idenya ketimbang saya-nya.
Kalau saya ketemu curhat, langsung saya lewat, atau komentar sekenanya "Tetap Semangat ya" :p

Trian Hendro A. said...

#Noerce: memang kalau ditarik ke kebebasan, semua orang bebas sekehendak hatinya. jadi ajakan ini sifatnya 'himbauan moral'.kalau mau curhat panjang lebar, tetap bisa ga di blog juga.

#Agung Mahesa: yup, menulis dengan bicak, artinya menulis dengan tidak sangat personal yang tidak mencerahkan hehe.

#Agung Kircon: sip, tetap semangat! :p

RoSa said...

dulu waktu awal2 belajar ngeblog, tulisan saya juga lebih banyak tulisan personal, tapi dari situ lama2 mulai belajar bagaimana cara menulis seharusnya, jadi saya pikir ndak apa menulis tulisan personal karena dari situlah kita jadi banyak belajar :) IMHO

noerce said...

Slagi masih pagi,yg terpenting adl menghargai perbedaan, apapun warna kulitnya, sukunya, agamanya (nah koq jd bhineka tunggal ika)...tmsk masalah "gaya" posting.

Masih bersyukur ada kemauan si empunya blog/MP/wordpress/dll untuk mulai menulis...(hihi, gomen comment tdk "cerdas", apalagi mencerahkan) ^_^

Anonymous said...

Blogku ga masuk hitungan Trian, lha ceritanya nyaris personal semua. Bahkan kalau sharing pengalaman, juga cerita pengalaman pribadi...hehehe

noerce said...

he he...Ibu edratna bisa aza, ato jgn2 terdakwanya yg lagi nulis ini bu...(alias saya).

Atau mgkn, the nixt posting list bbrp blog yg kategorisari "Personal", he he.

Jalan2 ke cilincing
Just kidding cing..
(Peace) ^_^

Sukma said...

hmm... ada kasus dimana sang blogger berniat untuk mencerahkan dengan tulisan personalnya. tapi keterbatasan 'berbahasa' dan 'mengemas' tulisan menjadikannya tidak mencerahkan.
ada yang tidak berniat mencerahkan dengan tulisan personalnya., tapi ternyata memberikan pencerahan bagi pembacanya.

but anyway, nice slogan indeed, I like it :)

Dika Amelia Ifani said...

ini sih lebih pada penilaian subjektif,Pak. Personal yang mencerahkan dan personal tidak mencerahkan banyak variabelnya, tergantung niatan dan pembaca itu sendiri. tapi kalo bicara esensi dari tulisan Trian, saya sepakat. sebagai kritik juga secara tidak langsung..nuhun.