Saturday, December 22, 2007

Menjelang tidur

"Nak, kamu harus segera tidur. Mamamu sudah dari tadi memintamu untuk segera tidur kan?" kata sang ayah kepada putranya.

"Ayah.., sebentar lagi ya! Ini tanggung bacanya, lagi seru-serunya. kan kata ayah, sehari 50 halaman," si anak sungguh-sungguh menjelaskan kepada ayahnya.

"Iya.. tapi mamamu benar juga nak. besok pagi kamu harus ikut jama'ah shubuh di masjid sama ayah."

"Aku janji deh yah, besok ikut ke masjid. Asal dibangunin..." jawab si anak sambil senyum kecil.

"Oh, baiklah. Sekarang janji ke ayah dulu ya, segera berangkat tidur setelah 50 halaman. Sudah malam nak, mamamu khawatir. Mama sayang sama kamu."

"Ya ayah, aku janji. Tapi ayah jangan bilang ke mama ya, kalau aku belum tidur sekarang." "hmm.., ok. Selamat tidur sayang. Besok pagi kita shubuh ke masjid, ok?"

"Ok yah!"

"Tapi, tapi ayah.." si anak kembali menyahut persis sebelum ayahnya beranjak dari tempat tidur.

"Besok abis shubuh dan mengaji, boleh tidur lagi? Kan libur.. hehe," si anak senyum manja kepada ayahnya.

"lho.. bukanya besok kita mau lari pagi?"

"ya.. setengah jam juga lumayan ayah, membayar malam ini.. hehe"

"Wah, kamu ini yaa. Ssssttt....!" sang ayah berkata sambil menutup jari telunjuk tangannya ke mulut.

"Aku sayang ayah...., " sergap si anak merangkul sang ayah.

"Jangan lupa berdo'a ya. Have a nice dream sayang!"

***
padahal, tidak hanya ibu!
selamat hari ibu..


:)


@ oil field, south sumatera

9 comments:

Anonymous said...

masa kecilmu indah trian.

seorang anak kecil yang selalu haus akan ilmu.
seorang ibu yang perhatiannya sungguh besar.
seorang ayah yang mendidikmu dengan baik dalam hal agama as well as ilmu pengetahuan.

sesuatu yang selalu diimpikan orang dewasa terhadap masa kecilnya dulu.

anak yang beruntung. hehehe.

amircool said...

keluarga impian...

noerce said...

Hhm...sepertinya eksistensi ayah dalam menempati orang paling “kasih dan sayang” di hati sang anak udah mulai menjadi kebutuhan niy..?? atau akan melakukan sebuah perrtandingan “terkasih&tersayang?” antara ibu dan ayah...Hehe. Btw, itu benar..??, kata2-nya..”padahal, tidak hanya ibu!”Klo saya menafsirkan ini...ada ke-iri-an bernilai positif, bahwa ndak hanya ibu aza koq sebenarnya yang bisa..! Atau bukan begitu maksudnya? Smg tdk ada tafsiran lain, krn peran ayah-ibu saling mendukung dan melengkapi...^_^

Anonymous said...

Sebetulnya ayah berperan penting untuk keluarganya, bahkan anak laki-laki jika telah mulai besar harus dekat dengan ayahnya.

Semoga Trian bisa mencontoh cerita ayah ini
(perempuan dan laki-laki sama pentingnya, dan saling melengkapi)

Okky Madasari said...

ini tantangan bagi setiap Ayah dan calon Ayah. Bagaimana merubah pola pikir mereka bahwa dikotomi - ayah bekerja, ibu mengurus anak- sudah tidak lagi relevan. Semua merupakan tanggung jawab bersama. Yang menjadi tugas mutlak ibu hanya melahirkan dan menyusui saja.

ikram said...

Woi Trian, pakailah tabir surya... Hehehe.

Dika Amelia Ifani said...

What a wonderful moment..

Rachmawati said...

Trian... motherhood bukan hanya milik kaum hawa ko :D, jangan jealous gitu ateuh kalo ternyata hari bapak ga dapet jatah di tanggal kalendar masehi... hehehe, peace ah ^^)V

Anonymous said...

huhu...jadi kangen ke ayah :) saya sendiri emang lebih deket dengan ayah dibandingkan dengan ibu. Mungkin karena sesama laki-laki ya? :D