Tuesday, December 26, 2006

untuk sahabat

kau terlalu hidup dari cinta dan persahabatan..

tiba-tiba saja kau tersungkur di kamarku. antara bimbang dan mencoba menutupi. tapi wajah tak pernah bohong. baru mendapatkan sebuah pengingatan, pasti.

kalaupun kau tak mau jujur, bercerita, aku pun paham. siapa aku? dimana posisiku? tapi kau masih sedikit bergumam. ah.., itu pun aku tak yakin kau sebut semuanya.

dan aku ambil kesimpulan. kau terlalu hidup dari cinta dan persahabatan. maaf, aku sedikit bohong. itu bukan kata teman kita. itu kataku. sekalipun aku mendapatkan fenomena sama tentangmu dari teman itu.

kau terlalu ringkih. untuk memukul sebagai laki-laki saja kau tak bisa. bukankah aku sering memukulmu? atau kemarin tak sengaja malah menginjakmu. sebagai bahasa persahabatan, sekaligus menunjukan ini dunia yang keras. tapi aku tak tega melihat wajahmu. dan saat aku ingin kau lebih kuat, kau bilang singkat: suppose to be.

lagi-lagi aku bertanya, siapa aku berani mengungkapmu? atau itu justru menghujam diriku sendiri? karena kau juga bukan hatiku. tapi kau perhatianku.

stop! jangan bilang lagi kalau di dalam perhatian ada hati. cukup. aku tahu itu. tapi kau tentu juga paham apa maksudku.

aku bilang kemarin, kau tak akan pernah bisa mendapatkan satu rahasia besar itu. hanya satu orang yang tahu, pun sekarang aku tak mau mengganggunya lagi. melihatnya bahagia. aku tak tega hati menggangunya, untuk membagi lagi cerita yang lama tertunda.

oh.. bukan itu saja. bukankah kau juga belum pernah tahu tentang kisah tentang 3 itu? karena kau bukan hatiku. ya.. kau hanya perhatianku.

seandainya aku tidak ingat, bahwa hatiku nantinya hanya milik seorang, tentu sudah berbandang-bandang cerita membanjirimu. tapi bukan itu.

aku possesif, pencemburu. aku yakin kau pasti bisa merasa, bagaimana kejamnya cemburu. mencabik-cabik. hei.. bukankah kau juga? aku pernah liat (dan kau tahu itu), bahwa kau cemburu pada kedekatan D dan A, sahabat dekatmu di kelas. dan waktu itu kau bilang tentang aku: seseorang yang tidak rela barang miliknya tidak pada tempatnya. tega!

buat apa menyerahkan hati pada orang yang terlalu hidup dari cinta dan persahabatan? aku sadar. kau punya banyak sahabat. dan aku tak berhak sekalipun menggugatmu. tapi aku juga berhak untuk menjadikanmu hanya perhatian, bukan hati.

tapi jujur, perhatianku sudah mendekati titik atas. pun buatku, perhatiamu juga tak kuragukan. kau tahu kisah 3 itu, sekalipun remang. kau menjadi tempat bingungku (dan kau menunda 'lariku' dari kota itu). hanya satu yang belum, sebuah rahasia besar. lalu sebaliknya, aku pun juga tahu kisah 2 bulan itu, bahkan kakaknya pun belum tahu. dan kau tersungkur di kamarku malam itu.

sekali lagi kalau aku sejenak lupa, bahwa ada yang lebih berhak terhadap hatiku kelak, aku sudah jatuh di depanmu. oh.. aku lupa. aku tempatkan kau berdua dengan seseorang saat aku dalam genting. dia tak membalas, karena aku segera sadar ini belum saatnya. tapi aku menyengaja kau 'memegangku'. aku masih ingat. kau bilang: apakah tangisan aisyah karena cemburu salah?

benar, kau sudah mencapai titik atasku bahkan saat ini melebihi seseorang lain, bagian dari kisah 3 itu. tapi, kau belum hatiku. karena kau terlalu hidup dari cinta dan persahabatan.

sudahlah, aku tak mau memperpanjang kalam. aku tahu siapa diriku dan kamu. aku berharap kau tak membaca ini. seandainya membaca, aku tak ijinkan kau untuk membalasnya. hanya kita berdua saja yang tahu. anggap ini tak pernah ada. toh, selama ini hubungan kita baik-baik saja.

terakhir aku ingin katakan, satu kalimat yang sekarang belum saatnya untuk kukatakan ke seseorang itu. karena Allah, aku sayang kamu.