Saturday, July 29, 2006

cerita akhir pekan, luar biasa!

Akhir pekan kemarin, dimulai dengan sebuah kecemasan, apakah kemajuan penelitian tugas akhir (TA) ku disetujui oleh dosen pembimbing. Kamis sudah membuat janji untuk ketemu, dan kecerahan mulai ada. Bukan tentang TA, tapi kemungkinan terlibat dalam sebuah pekerjaan analisa kelayakan pembangunan di sebuah kawasan pinggiran bandung. Tapi, itu belum disetujui, sedang dalam proses pengajuan. Analisa kelayakan pembangunan di suatu regional. Menantang.

Jumat ketemu, dengan model dan pembahasan yang sudah dipersiapkan malam sebelumnya. Alhamdulillah, approval. Walaupun aku yakin, bukan mutlak karena model ku yang benar. Tapi didukung dengan tampilannya. Cerdik.

Sorenya, kembali ke asrama lama. Ketemu dengan akhi-ukhti kecil yang manis (akhi = saudara laki-laki, ukhti = saudara perempuan). Memulai ngaji bersama lagi, disertai dekapan dan tangisan mereka. Kangen terobati.

Ada paket buat saya. Kaget. Jurnal Balairung edisi terbaru, tentang sampah dan lingkungan. Meminjam istilah di dalamnya, kita terlalu sibuk memikirkan hal-hal besar : ideologi, Tuhan, politik, pembangunan atau globalisasi, tapi melupakan hal-hal yangt kecil dan penting. Karena sampah bukan hanya masalah kebersihan, tapi itu adalah tentang gaya hidup. Mengingatkan tentang semangat indie dan kesahajaan teman-teman di jogja. Dengan ucapan menyertai, ”maaf, baru dikirim sekarang. Sebagai gantinya, aku kasih gratis deh edisi ini. Salam...alfi”.

Sabtu siang, hp yang ”on-off” 2 harian ini menjerit, untung pas hidup. ”Assalamu’alaikum, ” suara sedang meninggi khas mas andrea. ”Where have u been?”, tukasnya. ”i’m sorry, i didn’t have pulsa anymore”, jawabku sengaja menekankan kata pulsa, bukan memilih account misalnya.

Mengajak mengoprek blog nya. Padahal, aku bukan ahli IT. Cuman mungkin lebih karena i Te Be, dan blogger juga, maka ajakan itu mampir. 20-an menit, cukup mengubah profile, mempelajari tampilan dan memposting ”hal baru”. Sang Pemimpi, novel keduanya setelah LP (Laskar Pelangi). Terakhir, dia menyerahakan ’kunci’ blog ke aku, disertai buku hasil tesis S2 nya yang sudah terbit, ’the science of bussiness’. ”Ya Allah.., aku aja sudah ga sering-sering amat blogging mas, ” batinku. Bahkan satu blog yang ku inisiasi, aku ’titipkan’ ke orang lain. Alhamdulillah, dapat buku tentang kebijakan pricing.

Lalu, mampir juga ajakan bertemu dengan teman-temannya katanya. Di Potluck. OK, jawabku. Lagian aku belum pernah jenak disana. Disana, ternyata ketemu dengan mas kris, mas hermawan (Diah Pitaloka), Mbak Senny (dosen sastra dan penulis buku), Dipi (Renjana, EO acara-acara diskusi buku, khususnya buku-buku mas andrea), dan kemudian datang menyusul mas ardian (penulis buku manajemen ’kacamata kuda’, kerja di telkom, sama seperti mas andrea).

Meeka mebicarakan tentang launching ’Sang Pemimpi’ (SP), dan akhirnya dilaksanakan sabtu depan (5 agustus) di Gramedia Bandung nyang di organize, waktunya menyusul, sekitar jam 3 sore. Ajakan dari Dipi untuk menjadi panitia launching. ”wah, aku kan ada agenda keluar kota weekend ini, ” dalam hati menjawab, dengan senyuman yang terlihat.

Mas kris lalu menyerahkan beberapa buku hasil cetakan SP, yang mana di Gramedia Merdeka, itu juga belum datang. Setelah berbagi dengan mas her dan mbak senny, SP pun disodorkan ke depanku. Kesempatan membaca mozaik 1 di depan penulis, disertai saran-saran membaca SP yang baik dan pastinya, signing. Wow, exciting!!

Obrolan selanjutnya tentang apapun perbukuan ditemani lemon tea hangat. Ada fenomena turunan Da Vinci Code, perkembangan milis pasar buku, dan membangun lingkungan yang gemar membaca menulis. Yang terakhir, sebuah ajakan datang lagi. Renjana mempunyai proyek kecil-kecilan mensosialisasikan baca tulis di remaja-remaja, khususnya smu-smu di Bandung. Yang sudah, masuk di smu 6 dan beberapa lainnya. Menarik.

Dan mas ardian ternyata juga mengambangkan hal sejenis untuk remaja-remaja di medan, tempat kerjanya. Maka diskusi bagaimana mengembangkan kegiatan itu pun mengalir. Ajakan ke medan suatu saat kepada Renjana. Tak terasa di sebelah kami duduk, pemutaran video art mingguan sudah mulai.

Wah, begitu banyak aktivitas luar biasa yang bisa kita lakukan. Banyak hal, seperti kata mas andrea,
terlalu banyak cita-cita, sehingga sebuah pekerjaan saja justru menjadikan kita kecil. Dan sore itu, aku benar-benar merasa begitu beruntungnya hidup dengan beribu karakter orang di sekelilingku. Bermacam-macam. Sayang kalau dilewatkan ketika hal bermanfaat itu hadir. Terima kasih Ya Allah.

Ah, seandainya diri ini bisa menggapai semua hal menarik dan bermanfaat di dunia ini. Aku hanya ingin, diri ini merasa puas dengan senyuman tulus dari wajah- wajah mereka. Betapa indahnya, what a wonderfull world.

5 comments:

ganDA RAHman garNADI said...

semasa kuliah ini..., saya sadar..., betapa teman adalah anugerah yang tak terkira saat kita --meminjam istilahmu, yan-- berada di persimpangan!
sayangnya..., saya menyia-nyiakannya.
so, be grateful! enjoy those time... especially with great people around you...

"seperti kebodohan, kepintaran sangatlah mudah menjalar..." (andrea hirata}

Liva said...

ih trian, curaaang!!!

Anonymous said...

yup! beruntung sekali memiliki banyak teman di sekeliling kita. jadi inget waktu menjelang sidang sarjana. sejak jam 3 dini hari itu, sms sudah berdatangan. mulai dari guru tahfidz (Ustadz-ku yang baik hati, syukron ya..), temen SMA, "saudara seperjuangan", adik2 kelas, sampe adik dari kepengurusan yang sudah usai berbulan-bulan yang lalu. rasanya terharu dan senang. waktu itu saya berpikir: "Ya Allah, kalopun saya gagal di sidang ini, cukuplah kehadiran mereka dalam hidup saya sebagai penghibur. dalam kondisi begini pun saya sudah bahagia ko."
tapi, alhamdulillah, ternyata lulus juga. sehingga bertambahlah kebahagiaan itu.
beruntunglah orang-orang yang memiliki kesempatan untuk mengenal orang-orang hebat. mereka sungguh nikmat yang tak terkira.
[rd]

Anonymous said...

Seneng bisa ketemu dengan banyak orang, dengan berbagai aktivitas..sehingga kehidupan terasa sangat berwarna. Tampak begitu banyak hal menarik disana.. sayang kalau kita hanya berputar pada 'lingkungan aman' kita (nasehat tuk diri sendiri :p). Yo, ttp semangat akh!

Trian Hendro A. said...

ya..sahabat adalah anugerah,
terima kasih sahabat