1) Pasang target, semakin jelas dan detil (tiap hari atau sampai jam mungkin) semakin baik. Misalnya, selama 2 minggu di rumah ingin ketemu dengan seluruh keluarga besar, reuni smu, silaturahim dengan guru-guru dahulu, membaca buku-buku tertentu, menulis, membuat proyek khusus dan lain-lain. Yang penting juga, dilaksanakan dan evaluasi setelah tiba di rumah. Jangan sampai kebiasaan lama muncul, bagus dalam perencanaan tapi miskin realisasi.
2) Jangan terlalu menampilkan atribut kita, misalnya ITB atau budaya Bandung. Itu bisa menyebabkan kesenjangan yang membuat orang berpandangan “khusus” kepada kita. Kalau sedikit dan proporsional, boleh-boleh aja sih..., biar ada sedikit yang beda.
3) Tunjukan bahwa ada perbedaan yang baik setelah berpisah ke orang tua, dan orang-oarang sekitar disana. Misalnya, tidak lagi ngomong kasar, lebih banyak senyum, mencium tangan orang tua dll. Tapi jangan berlebihan, dan terkesan tidak alami.
4) Jadikan mudik sebagai pembangun motivasi hidup setelahnya. Tanya ke orang tua, keluarga atau orang terdekat tentang harapannya kepada kita. Atau tangkap pesan-pesan harapan dari mereka dan lingkungannya. Ingat, bahwa kita menjadi kebanggaan orang tua, masyarakat sekitar, dan bangsa untuk kemajuan bersama di masa depan. Niat mudik yang benar so pasti.. dan baca bismillah sebelum naik kendaraan.
dan bagi yang nggak mudik (like me?), mungkin tipsnya cuman 1 :
pertebal muka, untuk silaturahim ke tetangga sekitar dan teman-teman yang asli Bandung. Kalau tidak, bakal nggak dapet rezeki makanan ketupat dan opor khas Lebaran.
selamat mudik....