Buku yang diambil dari kumpulan tulisan blog dengan judul yang sama ini menyajikan cerita yang dialami penulis dimulai ketika proses mendapatkan beasiswa penuh untuk sekolah sarjana di Universitas di Malaysia dan kemudian beasiswa penuh lagi ke Qatar dari Qatar Foundation. Hikmah kejadian sehari-hari selama di Qatar hampir memenuhi seluruh isi buku ini.
Beberapa Hikmah yang serin dijadikan mainstream dari buku ini adalah kekuatan ikhlasnya sedekah. Penulis mengalami berkali-kali kejadian yang proses awalnya adalah karena sedekah. Tema-tema tentang kerja keras dan pembelajar juga menjadi bahasan dalam buku ini. Dengan mengutip beberapa ayat Al-Qur’an dan Hadis Nabi, maka penulis mampu memberikan argumentasi logis dengan gaya khas anak muda (penulis kelahiran 1987).
Buku dengan citation dari banyak tokoh nasional (dan istri Emir Qatar) dan artis ini juga merupakan gambaran bahwa anak muda yang memutuskan sekolah ke timur tengah tidak berarti ‘kalah populer’ dari yang belajar di Eropa atau Amerika. Karena beberapa top university di dunia, juga membuka ‘cabang’ di Qatar dala komplek education park-nya. Apalagi saat ini, beberapa Negara Timur Tengah sedang memposisikan dirinya menjadi Hub International (UEA, Qatar). Dan bagi muslim, sekolah internasional di Timur Tengah akan mendapatkan banyak keuntungan sekaligus, diantaranya belajar dan praktek bahasa Arab, kedekatan melaksanakan Umrah dan Haji.
Selain kelebihan dari buku ini diatas, salah satu hal menarik dari buku ini adalah diberikannya sedikit informasi mengenai Qatar di antara pergantian judul topik. Misalnya, harga BBM di Qatar 0.3 QR/liter (1 QR = ±Rp 3,000), sedangkan air mineral 1 QR/Liter (fenomena mirip juga terjadi di beberapa Negara Eropa, antara harga BBM atau susu cair). Info tentang Qatar lainnya adalah Negara berpenduduk 1.7 juta (bayangkan Kota Jakarta saja 10 juta orang, Jabodetabek lebih 20 Juta!) ini ternyata menggunakan hukum liberal, sehingag minuman alkohol sangat bebas dijual disana. Hal tersebut karena sebagian besar dari pendukuk Qatar adalah ekspatriat yang bekerja disana. Yang menarik, ternyata populasi wanita di Qatar hanya 1/4 dari pendukuk.
Meskipun informasi tersebut sudah memberikan tambahan bagi isi buku, namun hal tersebut sebenarnya masih bisa di eksplorasi lebih jauh lagi misal dalam sebuah catatan khusus di akhir buku dengan semacam peta perjalanan kecil tentang Qatar. Hal tersebut tentu akan menjadi daya tarik plus dari buku ini, sehingga informasi mengenai Qatar dari sudut pandang penulis pun bisa didapatkan pembaca secara lebih lengkap.
Buku ini sebenarnya buku yang dicetak tahun semester awal 2011, tapi saat ini konon sudah 6 kali cetak ulang sehingga dikategorikan dalam national best seller (berapa batasannya ya?). Jujur, saat menyaksikan di sebuah acara tayangan televisi pagi hari tentang peluncuran buku ini tahun lalu, saya tidak terlalu antusias untuk membaca apalagi membelinya. Saya justru memutuskan membelinya (seri limited edition) karena insyaAllah akan ada kesempatan untuk mengunjungi Negara tersebut.
Dan setelah membacanya, menurut pandangan saya, bahwa memang banyak yang bisa diambil pelajaran dari buku tersebut. Namun, untuk harga yang sedemikian bukan hal yang layak untuk dijadikan koleksi. Anda cukup membaca dari meminjam, atau membaca blog penulisnya saja.
1 comment:
ane punya buku nya yg kedua,,yang sampe skarang blm ke baca :)
Post a Comment