Wednesday, July 04, 2012

Merger & Acquisition (M&A), Sebuah Tren Bisnis

Sebuah perusahaan dan industri menurut teori manajemen akan mengalami sebuah siklus hidup perusahaan atau industri. Dimulai dari perusahaan tersebut lahir, tumbuh, matang, penurunan dan akhirnya ditutup. Begitu pula sebuah industri, contohnya industri telekomunikasi yang saat ini sudah melewati masa tumbuh dan masuk tahap matang. Jika tidak dilakukan tindakan inovatif, maka bukan tidak mungkin industri telekomunikasi akan mengalami penurunan dan menjadi mati (tidak berarti perusahaan ditutup, tapi sudah tidak ada pertumbuhan di tengah biaya yang membesar seperti halnya telepon rumah).



Untuk meningkatkan performa perusahaan dalam menghadapi siklus tersebut terutama untuk tetap terus tumbuh, maka perusahaan akan menggunakan dua cara yakni dengan pertumbuhan organik dan non-organik. Pertumbuhan organik dengan mengandalkan dari pertumbuhan dari operasi perusahaan. Sedangkan pertumbuhan non-organik dengan melakukan merger dan atau akuisisi perusahaan lain.

Tren M&A berkembang pesat akhir-akhir ini terutama sejak munculnya para private equity (perusahaan ekuitas swasta) yang membeli perusahaan pasien BPPN saat krisis 1998 dan kemudian menjual lagi perusahaan tersebut setelah stabil dengan harga yang berlipat. M&A ini pulalah yang menjadikan orang-orang kaya baru dengan usia yang relatif mudah (40an, bandingkan dengan zaman Liem Si Liong dulu) seperti Sandiaga Uno, Roslan Roeslani, Edwin Soeryadjaja, serta kakak beradik Michael dan Budi Hartono (grup Djarum).

Contoh perusahaan hasil pekerjaan para Private Equity adalah Recapital (Sandi & Rosan) yang membeli Bank BTPN kemudian menjualnya kembali (grup yang sama sekarang mempunyai Bank Pundi, perubahan dari Bank Eksekutif), grup Djarum bersama sebuah investment banker membeli BCA dari pemerintah pasca krisis dan sekarang grup Djarum menjadi pemilik mayoritas BCA, serta Saratoga (Sandi & Edwin) yang mangambil alih Mandala Airlines bersama Tiger Airways.

Di dalam dunia Oil & Gas juga terjadi peningkatan volume M&A secara global selama 2008-2011 (PLS, Inc., 2012).


Karakteristik industri migas yang padat modal dan adanya ketidakpastian yang tinggi menyebabkan pengembangan lapangan migas dilakukan secara partnership antar perusahaan migas dalam bentuk aktivitas M&A. Dengan demikian perusahaan migas akan berbagi modal, resiko dan hasil investasi sebagai cara mereka untuk melakukan optimalisasi portfolio dalam investasi pengembangan lapangan migas. Secara langsung, aktivitas M&A tersebut juga menjadi salah satu pendorong pertumbuhan industri migas di seluruh dunia beberapa tahun terakhir.

M&A umumnya dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Manage pre-M&A Phase
2. Screen Candidates
3. Value Candidates
4. Negotiate the Price
5. Manage the post M&A

----
to be continued

- Langkah M&A 1
- Langkah M&A 2

3 comments:

Anonymous said...

Ikut membaca, dari yang sudah master :)

Selamat Oom Trian

Trian Hendro A. said...

Alhamdulillah.

Makasih Mas Galih.. :)

Milon Khan said...
This comment has been removed by a blog administrator.