Saturday, December 29, 2007

Welcome Oil and Gas

Tidak mudah untuk mempelajari hal-hal baru yang tidak berkaitan dengan dasar pendidikan tinggi kita. Sekalipun itu hal baru yg menarik, setidaknya itu butuh waktu untuk lebih paham dan menjadi bagian dari pikiran utama kita.

Lalu hal yang bisa dilakukan adalah memulai dengan berpikir positif, membuka pikiran selebar-lebarnya sehingga semakin banyak hal-hal baru yang masuk di pikiran. Karena semua ilmu pada dasarnya adalah baik, dan bermanfaat untuk manusia.

Berpikir tertutup dengan tetap memegang dasar pendidikan yang artinya tidak merelakan adanya ilmu baru bisa diangggap sebagai orang yang egois terhadap ilmu. Tapi sekali lagi, semua butuh waktu. Tidak semudah membalik telapak tangan.

Untuk lebih mudahnya, bisa digunakan dua konsep antara harapan dan ketakutan. Berharap bahwa semuanya untuk masa depan, mencapai tahap-tahap kehidupan selanjutnya. Sedangkan ketakutan kehilangan semua yang sudah di depan mata, menyesal, dan akhirnya harus memulai perjuangan hidup baru lagi.

***

Sudah lima bulan ini, saya mempelajari hal-hal baru tentang oil and gas. Bukan sebagai background saya sebagai seorang industrial engineer, tapi bener-benar dididik untuk bisa menjadi seorang petroleum engineer. Dibandingkan dengan track records pekerjaan sebelumnya, trainee ini tentu saja sangat berbeda secara keilmuan.

Setelah melalui tahap pembelajaran termasuk pengamatan di sebuah lapangan minyak, sedikit demi sedikit mulai tergambar sebuah gambaran lengkap kompetensi technical dalam oil and gas. Dimana secara umum, petroleum engineering terbagi dalam empat bidang kompetensi khusus, yang sangat dekat pembagian tugasnya dengan kondisi oil dan gas mulai di dalam sumur hingga sampai di sales point.

Satu, reservoir engineering (reservoir). Reservoir bertanggung jawab terhadap reservoir (batuan yang mengandung cadangan oil dan gas). Secara singkat, seorang reservoir engineer akan menghitung cadangan dan properties dari oil atau gas tersebut. Dengan peran seorang reservoir engineer, bisa ditentukan produksi sebaiknya dilakukan dengan rate berapa, bertahan berapa lama, lalu kemudian dilakukan enhanced oil recovery (sebuah tahap meningkatkan performa sumur).

Kedua, drilling engineering (drilling). Drilling bertugas melakukan pengeboran ke target depth untuk sebuah sumur eksplorasi (baru untuk mancari oil and gas), atau development wells. Seorang drilling engineer termasuk bagian dalam pekerjaan yang sangat kritis. Dengan melihat apa yang terjadi di Brantas Sidoarjo oleh Lapindo, maka sedemikian kritisnya pekerjaan drilling ini. Masuk ke bagian drilling ini juga operasional treatment yang dilakukan terhadap existing wells yang masuk dalam pekerjaan work over atau well services.

Ketiga, production engineering (production) atau biasa dikenal juga subsurface. Setelah lobang sumur selesai dibor dan oil terbukti ada, maka tugas production lah untuk mengangkat sumur dari resorvoir lalu dialirkan ke stasiun. Pengaliran oil dan gas ini termasuk juga teknik yang dilakukan untuk bisa memproduksi sumur yang bertekanan rendah sehingga dibutuhkan sebuah artificial lift. Artifcial lift ini contohnya berupa gas lift, rod pump (pompa angguk yang sangat khas di oil), atau submersible pump.

Keempat, surface fecilties engineering (surface). Setelah sampai di stasiun, maka oil and gas diolah lanjut. Stasiun disini bukanlah stasiun untuk pengolahan minyak (refinery). Stasiun ini hanya untuk mengolah untuk memenuhi kriteria dari sales. Kriteria ini misal dari aspek water content, salt content, endapan sedimen, dan tekanan uapnya. Jika reservoir setiap saat berhubungan dengan hal-hal di bawah sana yang tidak terlihat, maka surface ini sangat terlihat jelas karena bertanggung jawab pada alat-alat di permukaan dari stasiun hingga pipeline ke sales point.

Sebenarnya ada lagi satu bagian yang tidak dimasukan dalam bagian engineering namun sangat penting, terutama dalam eksplorasi minyak-gas, yaitu bidang geology and geophisic (geoscience). Bidang ini sangat terkait erat dengan batuan, hal di bawah tanah yang sangat interpretatif. Sedangkan engineering ‘bekerja’ setelah oil dan gas terbukti ditemukan (proven). Interface antara geoscience dan engineering adalah reservoir.

***

Orang boleh bilang bahwa oil and gas adalah industri yang paling attraktif dan ‘menjanjikan’. Kebutuhan engineers baru disana selalu ada setiap waktu, dalam tahun hingga mingguan! Untuk masuk kesana pun, tidak hanya dibutuhkan tekad mendapatkan ‘sesuatu yang lebih’ karena itu pun harus dibayar dengan kompetensi yang sangat spesifik pula.

Dan untuk bisa eksis dalam sebuah bidang industri, maka harus masuk dalam core-bussiness nya. Jika masuk industri telekomunikasi, maka orang yang tau telco lah yang bisa ‘menguasai’ bisnis tersebut. Sedangkan di oil and gas, maka orang petroleum (plus suplemen manajerial) lah yang akan bisa eksis disana.

Jadi sekarang, tidak masalah buat saya untuk ‘banting setir’ menjadi seorang (new) petroleum engineer. Di perusahaan yang proud of Indonesia senantiasa dihembuskan sehingga masih bisa proporsional dalam idealis bekerja, maka mencari ilmu baru in ‘a most wanted industrymenjadi hal yang menantang untuk belajar dan belajar.

Saatnya bekerja, menyelesaikan masa trainee ini sebaik-baiknya. Do’akan saya, terima kasih. :)

*Blogging from SMB II, South Sumatra

Saturday, December 22, 2007

Menjelang tidur

"Nak, kamu harus segera tidur. Mamamu sudah dari tadi memintamu untuk segera tidur kan?" kata sang ayah kepada putranya.

"Ayah.., sebentar lagi ya! Ini tanggung bacanya, lagi seru-serunya. kan kata ayah, sehari 50 halaman," si anak sungguh-sungguh menjelaskan kepada ayahnya.

"Iya.. tapi mamamu benar juga nak. besok pagi kamu harus ikut jama'ah shubuh di masjid sama ayah."

"Aku janji deh yah, besok ikut ke masjid. Asal dibangunin..." jawab si anak sambil senyum kecil.

"Oh, baiklah. Sekarang janji ke ayah dulu ya, segera berangkat tidur setelah 50 halaman. Sudah malam nak, mamamu khawatir. Mama sayang sama kamu."

"Ya ayah, aku janji. Tapi ayah jangan bilang ke mama ya, kalau aku belum tidur sekarang." "hmm.., ok. Selamat tidur sayang. Besok pagi kita shubuh ke masjid, ok?"

"Ok yah!"

"Tapi, tapi ayah.." si anak kembali menyahut persis sebelum ayahnya beranjak dari tempat tidur.

"Besok abis shubuh dan mengaji, boleh tidur lagi? Kan libur.. hehe," si anak senyum manja kepada ayahnya.

"lho.. bukanya besok kita mau lari pagi?"

"ya.. setengah jam juga lumayan ayah, membayar malam ini.. hehe"

"Wah, kamu ini yaa. Ssssttt....!" sang ayah berkata sambil menutup jari telunjuk tangannya ke mulut.

"Aku sayang ayah...., " sergap si anak merangkul sang ayah.

"Jangan lupa berdo'a ya. Have a nice dream sayang!"

***
padahal, tidak hanya ibu!
selamat hari ibu..


:)


@ oil field, south sumatera

Monday, December 17, 2007

BCA, Mandiri dan BSM

Apa yang terlintas di pikiran anda saat 3 nama bank sebagai judul diatas? Apakah anda mengira saya akan membandingkan ketiganya? Kurang lebih memang perbandingan namun dari sudut pandang customer ketiganya yaitu BCA, Bank Mandiri dan Bank Syariah Mandiri(BSM), dan khususnya untuk pelayanan tabungan reguler (Tahapan BCA, Tabungan Mandiri, dan Tabungan BSM).

Pertama, tujuan menabung pada dasarnya adalah sebagai cadangan, uang yang siap digunakan sewaktu-waktu. Urusan bunga/interest bisa saja nomor dua, yang penting aman dan mudah dijangkau. Dan bunga yang menarik tentu akan semakin menambah atraktif tabungan tersebut.

Tapi dengan jeli melihat biaya yang dibebankan dibandingkan bunganya, nasabah akan berkerut dahi. Silahkan mengamati data historis tabungan nyata berikut, dengan penyesuaian dan pembulatan tapi dijamin tidak berbeda jauh.

Rp

BCA

Mandiri

BSM

Service

Konvensional

Konvensional

Syariah

Interest % *

2.0%

2.25%

Profit Sharing

Min Balance Interest

Rp 1,000,000

Rp 500,000

-

Adm Fee

Rp (10,000)

Rp (7,000)

Rp (5,000)

Account ±

Rp 5,100,000

Rp 5,200,000

Rp 5,400,000

Interest ±

Rp 8,500

Rp 9,000

Rp 24,000

Balance ±

Rp (1,500)

Rp 2,000

Rp 19,000

Min Account to 0 Balance

Rp (6,000,000)

Rp (3,734,000)

Rp 1,500,000

*BCA; 1-10 juta(2%), 10-100 juta(2.5%), 100-1000 juta(3%), >1 M (4%)
Mandiri; 0.5-5 juta(2.5%), 5-50(3.25%, 50-100 (3.5%), 100-500(3.75%), 500-1000(4%), > 1 M (4.25%)
BSM; profit sharing (40% nasabah: 60% bank)

Dengan ‘hanya’ menyimpan 5 jutaan uang di BCA, beban > bunga artinya nasabah rugi. Di Mandiri relatif ‘lebih manusiawi’, dan BSM jauh lebih manusiawi. Jika ingin tidak rugi, setidaknya nasabah harus menyisakan uang di BCA 6 juta, Mandiri 3,75 juta sedang BSM sekitar 1,5 juta (karena BSM berbasis nisbah/bagi hasil, maka jumlah tersebut pendekatan terpercaya).

Lalu jika nasabah melihat range skema return yang ditawarkan, terlihat bahwa BCA menerapkan ‘reward’ lebih kepada si kaya, dengan batas bawah bunga 1 juta. Mandiri pun demikian (batas bawah 0.5 juta) namun tidak ‘sepelit’ BCA, sedangkan BSM semuanya sama (minimal saldo tabungan 50 ribu).

Di BCA atau Mandiri, nasabah yang tidak elligible dimana kurang dari 1 juta di BCA atau 0.5 juta di Mandiri, maka harus siap menhitung hario mengingat uangnya akan semakin habis membayar biaya admin. Di BSM pun pada dasarnya juga sama ketika dana kurang 1.5 juta dimana return lebih kecil admin cost, namun tingkat percepatan tergerusnya uang tidak ‘secepat’ BCA atau Mandiri.

Bagaimana dengan nasabah yang super kaya? dimana tabunganya kurang 1 M? Saya belum melakukan simulasi, terutama dengan rekening BSM saya yang ‘terbatas’. Namun dengan hitungan sederhana diatas, jika di angka 5 jutaan saja return-nya bisa 2.5 kali lipat, maka kenaikan bunga dari 2.5% (untuk tabungan 5 jutaan) ke 4.25% (tabungan lebih besar 1 M, interest terbesar dari Mandiri) hanya 1.7 kali, jelas tidak sebanding dengan perbedaan antara Rp 24,000 dan Rp 9,000 yang 2.7 kali!

Ok, untuk alasan hitung-hitungan keuangan sederhana diatas nasabah yang jeli sebenarnya akan tahu kemana harus mempertimbangkan penempatan dananya. Tapi ada filosof, high pain high gain, low gain low pain. Nasabah ‘dibiarkan’ punya return rendah tapi mendapatkan pelayanan terbaik. Mari kita lihat tabel berikut.

BCA

Mandiri

BSM

ATM^

Banyak

Banyak

Terbatas, di Mandiri ambil free

Cash-in

Cabang banyak

Cabang banyak

Cabang terbatas (kota besar)

ATM setor

-

-

Merchant

Sangat banyak

Banyak

Minim (via Mandiri)

Services

Beragam banyak

Beragam banyak

Mulai berkembang

M - Banking

Ya, SMS Based

Ya, SMS Based

Ya, Application Web Based

Net Banking

Ya

Ya

Ya

^Banyaknya jaringan ATM yang saling terhubung membuat kendala ini tidak sangat signifikan (penambahan pengambilan uang non-ATM sendiri 5 ribu per transaksi)

Dari tabel pelayanan diatas, harus jujur diakui jika BCA sebagai bank dengan pelayanan perbankan terbaik. Menyusul Mandiri yang mulai menyaingi BCA, baru kemudian BSM sebagai salah satu bank terbaik di sektor syariah.

Namun untuk beberapa bidang layanan, semuanya tidak bisa dipukul rata BCA atau Mandiri sebagai terbaik. Untuk mobile-banking, terbukti BSM sebagai bank yang menggunakan application web based sehingga tampilan program (yang sudah didownload saat registrasi) di Hp nasabah mirip seperti halnya menu-menu di ATM. Sedangkan BCA atau Mandiri, masih sms based dimana nasabah harus mengirimkan sms ke sms center baru kemudian transaksi akan diproses. Secara biaya, BSM dan Mandiri sama-sama memberikan Rp 500 per transaction request.

Jika BSM sudah mampu memberikan layanan mobile yang lebih mudah, maka praktis semua layanan perbankan-nya bisa lebih mudah via Hp (atau via Net-banking BSM). Memang ada biaya, tapi biaya itu tidaklah sebanding dengan high return, kemudahan m-banking, dan mobile cost yang sama. Sedangkan untuk pengambilan ATM tunai bisa dilakukan dengan gratis di ATM Mandiri. Hanya mungkin jaringan merchant, dan branch-nya yang kalah jauh dibanding rivalnya disini, BCA atau Mandiri.

***

Akhirnya setelah melihat analisis diatas, ujung-ujungnya akan kembali lagi ke nasabah akan ditempatkan dimana uang tabungannya. Sebagai bahan pertimbangan, ada setidaknya 2 hal yang sebaiknya harus kita perhatikan dalam menentukan penempatan uang.

1. Fungsi tabungan
Tabungan difungsikan sebagai apa? Jika kita berbisnis dan membutuhkan bank yang punya jaringan dan pelayanan luas, maka peran bank-bank besar tetaplah harus digunakan. Jadi, bisnis tetaplah bisnis.

2. Tujuan Tabungan
Dalam rangka apa kita menabung? Jangka panjang untuk investasi-kah, atau sebagai intermediasi finansial lainnya misalkan KPR, Reksadana atau Kredit Mobil? Dengan tahu tujuan jangka panjang sebuah tabungan, maka kita bisa memberikan perlakuan sesuai dengan tujuannya tersebut. Misalnya bank sebagai alat mediasi investasi di saham atau reksadana, maka harus dipilih bank yang mempunyai program reksadana menarik misalnya Mandiri.

Lalu, bagaimana dengan BSM dengan high return-nya? Maka saran saya untuk menempatkan alokasi keuangan yang benar-benar tabungan disana. Pun kita masih bisa melacaknya dengan baik via fasilitas yang disediakan. Tabungan kita bisa saja dibanyak tempat, karena pertimbangan teknis. Namun, pasti ada satu rekening yang benar-benar menjadi tabungan kita. Apalagi dengan kombinasi pertimbangan syariah dan teknis, maka kita pun lebih bisa menyusun susunan bank yang kita gunakan.

Jika sudah punya planning dan kuasa atas tabungan-tabungan kita, tahapan selanjutnya controlling terhadapnya. Biasanya ini yang lebih sulit karena ketersediaan uang cash yang cukup di tabungan. Tapi dengan pengelolaan keuangan yang baik, kebocoran bisa ditanggulangi.

Selain itu pun, ada kendala nonteknis yang tampaknya tidak terlihat tapi cukup signifikan, yaitu perilaku ‘pasangan’ kita. Tapi untuk yang satu ini, saya tidak bisa memberikan banyak pendapat. :)

Monday, December 10, 2007

Di balik jendela

Jika kau melintas disana
Kau akan melihat sosoknya
Antara ada dan tiada
Di balik secarik renda
Terbungkus tutup kepala

Seorang yang menatap
Di balik jendela gelap

Menoleh sejenak kesana
Sebelum surau terbuka

Ingin hati berkata
Jangan kau kirim asa
Seorang yang terlihat disana

Karena seorang pun tahu
Ada kisah jauh menunggu
Untuk sebuah rindu

Hingga itu
Di batas waktu